London, CNN Indonesia -- Algojo ISIS, Jihadi John, yang pekan lalu teridentifikasi sebagai pria London bernama Mohammed Emwazi dilaporkan pernah menculik dua siswa sekolah pada 2008 lalu.
Diberitakan media Inggris, The Evening Standard, mantan teman Emwazi mengungkapkan ada Kamis (5/3) bahwa Emwazi pernah menculik dua siswa sekolah berusia remaja, dan memaksa mereka masuk ke dalam mobil sembari menodongkan senjata.
Di dalam mobil, Emwazi kemudian memerintahkan dua siswa tersebut untuk melucuti pakaian mereka, sebelum akhinya menurunkan mereka di samping jalan tol M1, yang menghubungkan kota London dengan Leeds, Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan teman Emwazi yang menolak disebutkan namanya tersebut menyatakan bahwa penculikan yang dilakukan Emwazi merupakan balasan atas pemukulan dan pelemparan batu bata terhadap adik Emwazi, Omar, sehari sebelumnya dalam serangan geng yang disebut "persaingan kode pos", merujuk pada persaingan geng di wilayah London Barat.
Insiden ini diduga terjadi pada 2008, ketika Emwazi masih menjadi mahasiswa di University of Westminster. Mantan teman Emwazi mengakui bahwa kala itu usianya masih 14 tahun.
Sang pelapor menceritakan semua bermula ketika suatu hari dia berkunjung ke rumah Emwazi yang berlokasi di daerah Mozart, Queen's Park untuk membeli sepeda curian dari Omar, yang terkenal kerap mencuri sepeda dan menjualnya dengan harga murah.
Dalam perjalanan menuju rumah Emwazi, sang pelapor kemudian melihat dua remaja dari kota Lisson Green.
"Keluarga Emwazi tinggal di daerah Mozart. Disana ada geng bernama Mozart Bloods, yang sering berkelahi dengan geng daerah lain, yaitu YGM dari Lisson Grove, dan geng lainnya dari Ladbroke Grove," kata mantan teman Emwazi.
"Mereka kerap meluncurkan serangan penikaman dan pemukulan dengan palu," katanya melanjutkan.
"Saya berencana untuk 'masuk dan langsung keluar', namun dua orang itu telah melihat saya. Saat itu terjadi perkelahian sengit. Mereka melemparkan batu bata ke kepala saya dan mematahkan lengan saya. Sementara, adik Emwazi dipukul di wajah beberapa kali dan terus dipukuli," kata sang pelapor, dikutip dari The Independent, Kamis (5/3).
"Keesokan harinya, Emwazi muncul dengan dua orang yang berjenggot. Dengan mobil, mereka menemukan dua orang yang menyerang kami, mengancam mereka dengan senjata," ujar sang pelapor.
"Emwazi dan temannya kemudian melucuti semua pakaian mereka dan pergi. Mereka membuangnya di jalan tol M1. Mereka tidak menyerang secara fisik tapi mereka memberikan ancaman," kata sang pelapor.
Mantan teman Emwazi tersebut kemudian mengungkapkan bahwa dua remaja yang memukulinya telah berada di sekolah keesokan harinya, dan mereka meminta maaf.
"Mohammed berperangai sedikit keras. Dia tidak ikut terlibat dalam perkelahian geng, namun orang-orang takut padanya," kata sang pelapor melanjutkan.
Keluarga Jihadi John dalam penjagaan ketatSementara, adik Emwazi sendiri telah mendapat hukuman dari pengadilan Isleworth Crown tahun 2012 atas tuduhan pencurian sepeda. Omar divonis hukuman 100 jam aksi sosial, dan membayar denda 800 poundsterling.
Sang pelapor menyatakan bahwa Omar tak pernah membicarakan soal Emwazi yang pernah diselidiki oleh MI5, seperti klaim yang dilayangkan oleh organisasi pemberi advokasi kepada tersangka teroris, Cage, pekan lalu.
Sang pelapor memberikan informasi baru soal Emwazi setelah identitasnya terungkap sebagai Jihadi John, sang algojo yang kerap muncul dalam sejumlah video eksekusi pemenggalan kepala yang dirilis ISIS.
Setelah identitasnya terungkap, media ramai memberitakan informasi soal kehidupan Emwazi untuk mencari tahu bagaimana seorang pria asal Kuwait yang besar di London ini dapat menjadi radikal.
Diberitakan The Evening Standard, Omar beserta ibunya, Ghaneya, 47 tahun, adik perempuannya Asra, 19 tahun, dan Shayma, 23 tahun, dan seorang adik perempuan lainnya yang masih bersekolah mendapat penjagaan ketat oleh pihak keamanan London, dengan biaya 5.000 Pound sterling per hari.
Keluarga Emwazi juga telah meninggalkan rumah mereka dua pekan lalu setelah menyadari Emwazi telah teridentifikasi. Mereka kemudian pindah ke sebuah rumah di Paddington.
Namun, keluarga ini diperkirakan telah pindah lagi ke sebuah hotel yang dipesan dengan nama samaran setelah sehari sebelumnya, Omar ditemukan tertangkap kamera oleh awak media.
(ama/stu)