Tanzania Bantah 'Penjagal ISIS' Pernah Disiksa di Bandara

Deddy S | CNN Indonesia
Senin, 09 Mar 2015 03:26 WIB
Otoritas Tanzania membantah bahwa Mohammed Emwazi, sosok yang disebut sebagai “Jihadi John” dalam video ISIS, pernah disiksa di negeri itu.
Mohammed Emwazi alias Jihadi John. (CNN Indonesia/Reuters/SITE Intel Group/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mohammed Emwazi, sosok yang disebut sebagai “Jihadi John” dalam video-video pemenggalan ISIS, pernah mengklaim dirinya diancam dan diinterogasi di bawah perintah badan intelijen Inggris saat berada di bandar udara di Tanzania. Tapi polisi di bandara itu membantah.

Seperti dilansir BBC, pada Minggu (8/3), sebuah catatan penangkapan merekam jejak Emwazi di Tanzania pada 2009. Polisi mengatakan, Emwazi tak diizinkan masuk ke Tanzania lantaran membuat kekacauan di bandara dan berperilaku seperti orang mabuk minuman keras.

Emwazi tiba di bandara Dar es Salaam Tanzania dari Belanda pada 2009 itu. Kepada petugas dia mengatakan tujuannya ke Tanzania adalah untuk melakukan safari. Tapi dia kemudian mengklaim telah ditangkap begitu tiba di bandara, dan dituduh hendak bergabung dengan kelompok teroris dari Somalia, al-Shabaab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi seorang polisi di bandara membantah. “Dia membuat kekacauan di bandara, dia kasar dan berisik,” tutur si polisi yang tak mau disebutkan namanya itu. Emwazi kemudian ditahan sampai sikapnya tenang.

Catatan penahanan tertanggal 23 Mei 2009, yang ditulis dalam bahasa Kiswahili, menyebutkan “Emwazi dan dua temannya ditangkap setelah menolak kembali ke Amsterdam memakai KLM 560 setelah ditolak masuk negara itu”. Dokumen itu menyebut nama Emwazi, Ally Adorus, dan Marcel Schrodel.

Adorus, seorang warga negara Inggris, dituduh sebagai teroris dan ditahan di Etiopia. Sedangkan Schrodel disebut sebagai satpam asal Jerman.

Otoritas Tanzania membantah mereka menerima pesan dari MI5 atau negara mana pun bahwa Emwazi berencana bepergian ke negara itu pada 2009. Komisioner Imigrasi Tanzania, Abdullah Khamis Abdullah mengatakan Emwazi dalam keadaan mabuk dan penumpang di pesawat memprotes perilakunya.

Di bandara, Emwazi kemudian memaksa masuk. “Berikan saya izin masuk negara ini, kau ini bukan siapa-siapa, kau ini sampah,” kata Abdullah, menirukan perkataan Emwazi saat itu.

Berbeda dengan pengakuan Emwazi kepada kelompok advokasi Cage. Dalam emailnya dia bilang perjalanan ke Tanzania telah mengubah hidupnya. Dia mengaku disiksa di bawah todongan pistol.

Meminta Maaf

Sementara itu, dalam berita lainnya, Emwazi dikabarkan meminta maaf kepada keluarganya lantaran terlihat dalam ISIS dan menjadi pelaku sejumlah pemenggalan. Seperti dikutip Sunday Times, Emwazi mengatakan tak menyesal melakukan tindakan itu. Dia menyesal, pemberitaan soal dirinya telah menyebabkan kesulitan dan masalah bagi keluarganya.

Adapun warga Kuwait sendiri merasa khawatir setelah ada laporan bahwa Emwazi lahir di negara itu. Mereka khawatir rentannya Kuwait terseret dalam perang yang berkecamuk di Irak dan Suriah (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER