Jakarta, CNN Indonesia -- Inggris akan memperkenalkan undang-undang baru pada Selasa (10/3), dalam rangka upaya menghentikan penerbangan yang membawa penumpang yang mencoba melakukan perjalanan untuk bergabung dengna militan ISIS di Suriah dan Irak.
RUU yang baru diusulkan ini akan memberi kewenangan kepada Menteri Dalam Negeri Theresa May untuk mencegah penerbangan membawa penumpang, termasuk anak-anak, yang akan bepergian untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan terorisme di luar negeri, seperti ke Suriah, menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Inggris.
"Undang-undang yang penting ini akan mencegah orang-orang untuk bepergian ke luar negeri dan berperang lalu kemudian kembali," kata James Brokenshire, seorang menteri junior di departemen May, dalam pernyataan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"UU juga akan meningkatkan kemampuan kita untuk memonitor dan mengontrol tindakan orang-orang yang menimbulkan ancaman," tambahnya.
RUU itu akan mengatur bahwa penerbangan memerlukan izin untuk membawa penumpang tersebut. Sistem akan otomatis memuat daftar orang yang berisiko tinggi dan mencegah mereka naik ke pesawat.
Draf UU ini datang seminggu setelah tiga remaja wanita Inggris berhasil ke luar negeri untuk bergabung dengan ISIS di Suriah melalui Turki.
Turkish Airlines sebelumnya mengatakan mereka membantu penyelidikan pemerintah dalam kasus ini namun hanya bertanggung jawab untuk memeriksa visa.
Perdana Menteri David Cameron juga mendesak perusahaan internet untuk berbuat lebih banyak dalam mengatasi ekstremisme secara daring setelah terungkap bahwa tiga gadis yang bergabung ISIS itu telah menggunakan Twitter untuk menghubungi wanita lain yang disebut sebagai perekrut mereka.
Pihak berwenang Inggris mengatakan bahwa setidaknya 22 keluarga di Inggris melaporkan perempuan muda dan remaja wanita hilang pada tahun lalu, dan mereka dipercaya telah melakukan perjalanan ke Suriah.
Otoritas Ingris sebelumnya memperkirakan sekitar 600 warga Inggris telah pergi ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan kelompok militan, termasuk pria yang dikenal sebagai "Jihadi John”, sang algojo ISIS yang terlihat dalam video-video pemenggalan ISIS.
(stu)