Jakarta, CNN Indonesia -- Meski melakukan perekrutan secara
offline dan
online, pengamat mengatakan bahwa internet sangat memudahkan ISIS.
Itulah sebabnya, selain menyebar berbagai video berisi eksekusi para sandera dan 'musuh' mereka, ISIS juga sangat aktif membuat media yang tak hanya berisi propaganda, namun juga pembenaran atas aksi brutal mereka, seperti majalah Dabiq.
Dabiq, yang diambil dari nama sebuah kota di Suriah, sudah terbit sebanyak tujuh edisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikemas dengan tampilan menarik, Dabiq disebarkan secara online dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya Indonesia.
Taufik Andrei, pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian mengatakan bahwa di Indonesia, ISIS memang memiliki dua cara perekrutan, yaitu
online dan
offline.“
Offline lewat pengajian, majelis taklim atau bedah buku, namun pertemuan ini akan ditindaklanjuti oleh pertemuan yang lebih kecil, dari jaringan pertemanan,” ucap Andrei saat dihubungi CNN Indonesia pada Jumat (20/3).
Namun menurut Andrei, proses perekrutan ISIS sangat dimudahkan oleh internet.
“Lewat
online ini memudahkan. Banyak anak muda yang lebih lazim terpapar radikalisme melihat sosial media. Foto-foto dan kisah-kisah perjuangan, serta fatwa-fatwa lebih mudah disebarkan lewat media
online, yang lalu dilanjutkan dengan sosial media pribadi seperti WhatsApp atau BBM, dan menyulut semangat mereka untuk bergabung,” terang dia.
Berbeda dengan proses perekrutan secara
offline yang memakan waktu lebih panjang, lewat media
online, ISIS bisa menggaet pendukung lebih cepat.
“Chat di Facebook saja sudah bisa ditawari jadi mujadihin. Selain itu, peran penerjemahan majalah ISIS menjadi vital untuk didiskusikan dalam forum
online,” terang Andrei.
Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPT), Irfan Idris, mengatakan pada CNN Indonesia, Jumat (20/3), bahwa propaganda online ISIS sangat efektif menggaet simpatisan mereka di Indonesia, terutama yang sudah memiliki akar paham radikalisme.
“Tanpa terkecuali, tak ada batas geografi sekarang. Mereka bisa menjangkau hingga ke pelosok untuk menarik para generasi muda,” ujar Irfan.
(stu)