ISIS Klaim Serangan Bunuh Diri di Libya

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mar 2015 15:23 WIB
ISIS mengklaim serangan di tengah banyaknya pihak yang bertikai di Libya sejak Gaddafi sejak tersingkirnya Muammar Gaddafi.
Benghazi didera bentrokan besar hampir setiap hari antara pejuang Islam dan pasukan pemerintah yang diakui secara internasional. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Militan ISIS mengklaim serangan bom bunuh diri yang menewaskan tujuh orang di sebuah pos pemeriksaan militer di kota Benghazi, Libya, pada Selada (24/3). Serangan ini mengundang serangan udara balasan dari militer.

Sebuah mobil sarat dengan bahan peledak melaju ke sebuah pos pemeriksaan militer di distrik Lithi, Benghazi, yang menurut pejabat militer merupakan markas militan Islam yang bersembunyi. Lima dari korban tewas adalah tentara, sementara dua lainnya adalah warga sipil, kata para pejabat militer.

Kemudian di malam hari, pesawat tempur lepas landas dari bandara Benghazi dan menyerang posisi militan Islam, kata Naser al-Hasi, juru bicara pangkalan militer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benghazi didera bentrokan besar hampir setiap hari antara pejuang Islam dan pasukan pemerintah yang diakui secara internasional.

Dalam insiden terpisah di kota terbesar kedua Libya tersebut, roket menghantam sebuah bangunan perumahan, menewaskan seorang perempuan berusia 17 tahun dan satu orang lain, kata petugas medis.

Tiga orang lainnya luka-luka. Namun tidak jelas siapa yang menembakkan roket.

Kekerasan di Benghazi menggambarkan kekacauan di Libya di mana kedua pemerintah dan parlemen yang bersaing bersekutu dengan faksi-faksi bersenjata untuk saling merebut kekuasaan empat tahun setelah tersingkirnya Muammar Gaddafi.

Militan yang mengklaim afiliasi ke ISIS kelompok yang menguasai sebagian besar Suriah dan Irak, telah mengeksploitasi kekacauan di beberapa wilayah produsen minyak.

Para militan dalam beberapa pekan terakhir mengklaim beberapa serangan besar seperti penyerbuan hotel mewah Corinthia di Tripoli, yang menewaskan lima orang asing dan pemenggalan 21 Koptik Mesir di pantai.

Pelabuhan telah ditutup selama lebih dari empat bulan, mengganggu impor gandum dan makanan.

Kekerasan terbaru yang terjadi ini setelah kelompok militan Islam Ansar al-Sharia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang komandan senior, Mohamed al-Areibi, tewas di Benghazi, Senin (23/3).

Pemerintah resmi Libya memerintah dari timur sejak faksi saingan merebut ibu kota Tripoli Agustus tahun lalu.

Kedua pemerintah mengandalkan mantan pemberontak yang membantu menggulingkan Gaddafi dan sekarang terjebak dalam perebutan kekuasaan.

Di Benghazi, pemerintah resmi Perdana Menteri Abdullah al-Thinni telah bersekutu dengan Jenderal Khalifa Haftar yang sejak Mei telah bertempur sendiri melawan kelompok radikal Islam.

Aliansi memulai serangan baru pada Oktober untuk mengontrol kota dan pertempuran terus berlanjut. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER