Koalisi Udara Pimpinan AS Turun Tangan Bantu Rebut Tikrit

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mar 2015 09:39 WIB
Pasukan koalisi akhirnya turun tangan dalam pertempuran merebut Tikrit setelah serangan dari pasukan gabungan Irak dan milisi Syiah terhenti hampir dua pekan.
Meski pasukan gabungan Irak telah mengalami kemajuan pesat, gempuran di Tikrit terhenti hampir dua pekan. (Reuters/Thaier Al-Sudani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat tempur pasukan koalisi pimpinan AS meluncurkan serangan udara pertama terhadap ISIS di Tikrit pada Rabu (25/3), untuk membantu pasukan gabungan pemerintah Irak dan milisi Syiah.

Keputusan untuk memberikan dukungan udara untuk pertempuran Tikrit ini menarik Amerika Serikat ke dalam kisruh peperangan yang melibatkan begitu banyak pihak yang berisiko membuka bab baru dalam konflik sektarian Irak.

Turunnya pasukan koalisi di pertempuran Tikrit muncul setelah pebajat Baghdad mengatakan mereka memerlukan bantuan koalisi untuk merebut sepernuhnya kota Tikrit—kota kelahiran mendiang Saddam Husein—dari ISIS, setelah upaya dari pasukan gabungan Irak terhenti selama hampir dua pekan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan pasukan Irak akan menang dengan dukungan negara-negara dan koalisi internasional, termasuk dukungan dari senjata, pelatihan dan dukungan udara.

"Kami telah membuka halaman terakhir dari operasi," kata Abadi di televisi negara.

Reuters pertama kali melaporkan masuknya koalisi pimpinan AS ke dalam pertempuran Tikrit setelah diungkapkan oleh presiden Irak dalam sebuah wawancara dan kemudian dikonfirmasi oleh seorang pejabat AS.

Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pesawat tempur Amerika dan pesawat dari negara-negara sekutu menggempur belasan target di Tikrit.

Seorang pejabat AS yang lain menekankan bahwa Washington sama sekali tidak akan berkoordinasi dengan milisi yang didukung Iran atau berusaha untuk memberdayakan mereka di Irak, bahkan jika mereka berbagi tujuan yang sama dengan pasukan Irak di Tikrit.

"Serangan ini dimaksudkan untuk menghancurkan benteng ISIS dengan presisi, sehingga menyelamatkan nyawa warga Irak yang tak berdosa dan meminimalisir kerusakan infrastruktur," kata Letjend James Terry, komandan senior dari pasukan koalisi pimpinan AS.

Dengan masuknya pasukan koalisi, pertempuran di Tikrit dimulai kembali.

"Operasi militer Tikrit dimulai sekitar pukul 21.00 waktu setempat dengan memborbardir posisi ISIS dengan artileri, mortir dan roket Katyusha," kata anggota dewan provinsi Irak, Hadi al-Khazraji.

Lebih dari 20 ribu tentara dan kelompok-kelompok paramiliter Syiah telah mengambil bagian dalam serangan Tikrit bersama pasukan pemerintah Irak dan beberapa suku Sunni Irak.

Saat militer Irak melobi bantuan serangan udara dari koalisi pimpinan AS, di sisi lain pasukan paramiliter Syiah menentang langkah tersebut.

Salah satu pemimpin milisi, Hadi al-Amiri, mengatakan sekitar tiga minggu lalu bahwa anak buahnya telah membuat kemajuan selama berbulan-bulan tanpa bergantung pada kekuatan udara AS.

Kota mayoritas Sunni, Tikrit, direbut oleh ISIS di hari-hari pertama kemunculan mereka yang mengejutkan di Irak Utara pada Juni tahun lalu.

Jika pasukan gabungan Irak ini berhasil merebut Tikrit sepenuhnya, maka itu akan menajdi momentum bagi Irak untuk melanjutkan pergerakan mereka merebut lagi kota terbesar di Irak Utara: Mosul.

Namun tetap saja banyak pihak yang khawatir perang ini akan membuka kembali konflik sektarian dengan dimensi baru antara Sunni dan Syiah di Irak. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER