Jakarta, CNN Indonesia -- Tikrit telah bebas dari
Islamic State of Iraq and Syria. Pemerintah Irak berhasil merebutnya kembali. Perdana Menteri Irak langsung mengumumkan agar pasukan keamanan menangkap siapa pun yang melanggar hukum. Namun baru beberapa jam, kota itu seperti kehilangan rasa aman lagi.
Diberitakan Reuters, Jumat (3/4) para penjarah mengamuk di sana. Mereka melakukan pembakaran dan pencurian. Anggota parlemen Sunni menganggap kekacauan yang terjadi sejak Rabu lalu itu sebagai tanggung jawab oknum pasukan keamanan yang nakal dan kelompok paramiliter Syiah.
"Kota dibakar di depan mata kami. Kami tidak bisa mengontrol apa yang terjadi," kata Ahmed al-Kraim, Kepala Dewan Provinsi Salahuddin kepada Reuters. Ia mengaku mengenali pembakar ratusan rumah selama dua hari terakhir itu sebagai anggota paramiliter Syiah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, anggota lain Dewan Provinsi Salahuddin, Khalid al-Jassam meminta pemerintah turun tangan. Pemerintah diminta menyerukan pada kelompok militan Syiah untuk meninggalkan kota Muslim Sunni itu. Ia juga mengimbau pasukan keamanan lokal dan federal untuk menjaga kota.
Menurut keterangan anggota parlemen Irak, Mutashar al-Samarrai sudah ada sekitar 400 rumah dan 500 toko yang dibakar atau dirampok sejak Kamis. Padahal pemerintah Irak baru saja mengklaim kemenangan atas pemberontak ISIS di Tikrit setelah bertempur selama sekitar satu bulan.
Diketahui, ISIS menguasai kawasan itu sejak Juni lalu. Kini, melindungi Irak dari tindak kriminal merupakan tantangan utama yang berat bagi Perdana Menteri Haidar al-Abadi, karena seruannya seakan diabaikan.
(rsa/rsa)