Jakarta, CNN Indonesia -- Tim evakuasi korban pesawat Germanwings 9525 di kaki Gunung Alpen, Perancis mengakhiri pencarian 150 jenazah korban pada Sabtu (4/4).
"Pencarian jenazah telah berakhir, tetapi kami akan meneruskan pencarian barang pribadi para korban," kata juru bicara otoritas pemerintah daerah di wilayah Alpes-de-Haute-Provence, Perancis, dilansir dari Reuters.
Meskipun pencarian jenazah dihentikan, proses identifikasi para korban masih terus dilakukan. Penyidik akan terus menganalisis 150 set DNA yang ditemukan di lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala penyidik Perancis menyatakan identifikasi korban dari 150 set DNA akan memakan waktu paling tidak beberapa pekan. Penyidik juga menyatakan bahwa jumlah set DNA tidak mengindikasikan bahwa semua korban telah ditemukan. Segera setelah set DNA cocok dengan masing-masing korban, keluarga akan segera diinformasikan.
"Lufthansa (induk perusahaan Germanwings) juga telah menyewa sebuah perusahaan yang khusus membersihkan puing-puing pesawat, di bawah otoritas jaksa penuntut umum Perancis dan ahli yang bertanggung jawab atas pengawasan lingkungan," kata juru bicara yang namanya tidak diungkapkan kepada publik.
Komandan polisi Perancis di sekitar lokasi kejadian, Jenderal David Galtier, menyatakan bahwa proses pembersihan puing pesawat akan dimulai pekan depan dan bisa memakan waktu hingga dua bulan.
Rekaman suara dari kotak hitam pertama yang ditemukan di lokasi kejadian mengindikasikan bahwa kecelakaan terjadi akibat kopilot Andreas Lubitz dengan sengaja mengunci diri di dalam kokpit ketika sang kapten pilot Patrick Sondenheimer sedang ke toilet.
Lubitz kemudian melakukan penukikan tajam dari 38.000 kaki menjadi 100 kaki, membuat pesawat Airbus A320 itu meluncur dan menghantam kaki Gunung Alpen pada 24 Maret lalu.
Indikasi ini dikuatkan oleh data dari kotak hitam kedua yang ditemukan awal pekan ini.
Penyelidikan yang dilakukan otoritas hukum Jerman secara terpisah menunjukkan masalah kesehatan mental yang diderita Lubitz, kopilot asal Jerman berusia 27 tahun ini. Kejaksaan negeri Jerman mengatakan dalam kesempatan yang berbeda, sebelum menabrakkan pesawat ke pegunungan Alpen Lubitz memang telah berencana bunuh diri. Ia bahkan mencari tahu caranya.
Jaksa di Duesseldorf mengatakan pada Reuters, beberapa waktu sebelum menabrakkan pesawat Lubitz mencari informasi melalui komputer, tentang cara-cara bunuh diri. Komputer itu ditemukan di rumahnya saat penggeledahan.
Dari komputer itu, diketahui juga Lubitz telah mencari informasi tentang pintu kokpit dan tindakan pencegahan keamanan yang berkenaan dengannya. Pencarian itu dilakukan sejak tanggal 16 hingga 23 Maret lalu. Lubitz menabrakkan pesawat pada 24 Maret 2015.
"Setidaknya satu hari, orang itu menghabiskan beberapa menit mencari hal-hal yang berhubungan dengan pintu kokpit dan pencegahan keamanannya," ujar jaksa penyidik.
(ama/ama)