Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku pengeboman di ajang Boston Marathon tahun 2013, Dzhokhar Tsarnaev, dinyatakan bersalah atas tiga puluh dakwaan terhadap dirinya, dengan 17 dakwaan membawanya pada hukuman mati.
Diberitakan Reuters, juri pengadilan menyatakan, Dzhokhar Tsarnaev bersalah atas peristiwa pengeboman di ajang Boston Marathon yang menewaskan tiga orang dan melukai 246 orang lainnya, serta penembakan fatal terhadap seorang polisi empat hari berikutnya.
Juri pengadilan akan memutuskan apakah akan menjatuhkan vonis mati atau penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat putusan panjang dibacakan, Tsarnaev menunduk tanpa suara, sesekali dia gelisah.
Ruang sidang disesaki orang-orang yang selamat dari dari serangan tersebut.
Termasuk di antaranya, orang tua Martin Richard, bocah delapan tahun yang menjadi korban tewas termuda, aparat hukum, termasuk mantan Komisaris Polisi Boston Ed Davis.
Juri menghabiskan lebih dari sebelas jam mengevaluasi kesalahan Tsarnaev, dalam dua hari waktu bermusyawarah, setelah enam belas hari kesaksian.
Pengacara pembela memulai sidang dengan mengakui bahwa Tsarnaev melakukan pengeboman pada 15 April 2013 silam. Namun, dia mengatakan bahwa Tsarnaev melakukan hal tersebut atas perintah kakaknya Tamerlan (26), yang tewas setelah baku tembak dengan polisi di Watertown, Massachusetts.
Tsarnaev adalah pemuda etnis Chechnya yang berimigrasi dari Rusia, satu dekade sebelum serangan. Jaksa penuntut menunjukkan bukti jika terdakwa telah membaca dan mendengarkan materi jihad, dan menulis sebuah catatan di perahu tempatnya bersembunyi.
Bukti tersebut menunjukkan bahwa pengeboman tersebut adalah balasan atas kampanye militer Amerika Serikat di negara-negara dengan dominasi Muslim. Ledakan menewaskan seorang manajer restoran Krystle Campbell (29), mahasiswa pertukaran asal Tiongkok Lingzi Lu (23), dan Martin Richard (8).
Tsarnaev juga terbukti bersalah atas penembakan terhadap seorang polisi Sean Collier (26) di Institut Teknologi Massachusetts. Dalam pengadilan, jaksa penuntut merinci tulisan tentang jihad, termasuk salinan majalah Al Qaeda Inspire yang memuat artikel pembuatan bom yang ditemukan pada komputer Tsarnaev. Menyebut bahwa Starnaev adalah ekstrimis yang ingin 'menghukum Amerika'.
(win/win)