Seoul, CNN Indonesia -- Setahun sudah tragedi tenggelamnya kapal feri Sewol yang menewaskan ratusan orang di Korea Selatan. Kapal itu masih teronggok di dasar laut, menyimpan misteri penyebab tenggelamnya feri itu dan segelintir penumpang yang belum ditemukan.
Presiden Korea Selatan Park Geun Hye berjanji tepat setahun tenggelamnya Sewol pada Kamis (16/4) bahwa feri itu akan diangkat dari dasar laut "secepatnya". Keputusan ini diambil sesuai dengan desakan keluarga korban yang jenazahnya belum ditemukan.
"Saya akan mengambil langkah untuk mengangkat kapal itu secepat mungkin," kata Park dalam kunjungan ke pulau Jindo, memperingati setahun tragedi Sewol yang menewaskan 304 dari 476 penumpang, lebih dari sepertiganya adalah siswa SMA yang hendak berlibur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencarian korban dihentikan bulan lalu karena cuaca dan kondisi air yang buruk. Masih ada sembilan jasad penumpang lagi yang belum ditemukan, salah satunya adalah Huh Da Yun, 16.
Ibunda Huh, Park Eun Mi, masih terus menanti dan berharap jasad putrinya bisa segera ditemukan. "Saya berpikir, 'seseorang akan menjadi orang terakhir yang ditemukan, dan bagaimana jika itu Da Yun?'" kata Park, dikutip CNN.
Menuju pulau liburanKapal Sewon tenggelam setelah berbelok tajam dalam perjalanan dari Incheon menuju pulau liburan Jeju pada 16 April tahun lalu.
Kru kapal mengatakan pada penumpang untuk tetap berada di kapal sementara menunggu tim penyelamat. Akibat perintah ini, banyak penumpang yang menjadi korban saat feri oleng dan air masuk menutupi jalur penyelamatan.
Kemarahan masyarakat Korsel tertuju pada Kapten Lee Joon-seok, yang tertangkap kamera hanya mengenakan pakaian dalam, menyelamatkan dirinya sendiri ke sekoci tim penyelamat sementara masih banyak ratusan penumpang yang terjebak.
Lee divonis 36 tahun penjara pada November tahun lalu karena dianggap melanggar norma pelaut dan mengabaikan kapal yang menyebabkan kematian serta luka.
Pemandangan evakuasi menyayat hati. Satu per satu jasad dikeluarkan dari dalam Sewol. Ratusan kantung berisi mayat diratapi oleh para keluarga yang tidak sanggup menahan tangisnya.
Selain mencari korban yang diduga masih ada di kapal, pengangkatan feri juga diharapkan bisa mengungkap dengan jelas penyebab tragedi itu. Penyelidikan awal menunjukkan, feri tenggelam akibat kelebihan muatan dan peletakan kargo yang tidak tepat sehingga kapal miring.
Saat ini pemerintah Korsel masih putar otak mencari cara mengangkat kapal berumur 20 tahun berbobot 10.200 ton itu ke permukaan. Proses ini diduga bisa memakan waktu hingga 1,5 tahun dan memakan biaya hingga US$182 juta, atau lebih dari Rp2,3 triliun.
(den)