Diduga Terkait ISIS, Lima Remaja Australia Ditangkap

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Apr 2015 14:47 WIB
Polisi Australia menangkap lima remaja yang diduga terinspirasi ISIS dan hendak melakukan aksi teror dalam peringatan Operasi Gallipoli pekan depan.
Perdana Menteri Tony Abbott. (REUTERS/Andrew Taylor)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Australia pada Sabtu (18/4) menangkap lima remaja yang diduga terinspirasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan hendak melakukan aksi teror dalam peringatan Operasi Gallipoli pada Perang Dunia I yang diselenggarakan pekan depan.

"Telah dilakukan serangkaian penggerebekan di perkotaan Melbourne. Lima orang diamankan," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbott. "Dua  diantaranya akan dikenakan pasal perencanaan aksi terorisme."

"Aktivitas yang mereka lakukan, kami yakini berkaitan dengan persiapan serangan terhadap anggota kepolisian pada peringatan hari ANZAC (Satuan Militer Australia dan Selandia Baru)," ujar Abbott.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepolisian menyatakan, lebih dari 200 anggota dikerahkan dalam rangkaian penggerebekan tersebut. Penggerebekan dilakukan dini hari di selatan Melbourne.

Seorang perwira kepolisian mengaku anggotanya menemukan sejumlah senjata tajam seperti pisau dan pedang dalam penggerebekan. Namun, dia menyatakan, semua ancaman keamanan sudah berhasil diatasi.

Abbott menegaskan, kelima tersangka berusia 19-20 tahun itu terinspirasi oleh aksi yang dilakukan ISIS. "Kami yakin serangan tersebut terinspirasi oleh kelompok mematikan Daesh (istilah arab untuk ISIS) di Timur Tengah," ujarnya.

Kelima tersangka diketahui adalah rekan-rekan Abdul Numan Haider, simpatisan ISIS yang tahun lalu ditembak mati oleh polisi setelah menikam seorang anggota kepolisian.

Australia telah mengirim ratusan tentara ke Irak untuk membantu melatih pasukan melawan ISIS. Hal ini meningkatkan kekhawatiran terjadinya serangan balik di Negeri Kangguru.

Sebagai sekutu Amerika Serikat, aksi Australia melawan ISIS di Suriah dan Irak juga membuat pemerintah terpaksa meningkatkan tingkat kewaspadaan terhadap aksi teror oleh kelompok radikal yang berkembang di dalam negerinya sendiri.

Saat ini pemerintah kembali meningkatkan status kewaspadaan nasional terhadap teror ke tingkat 'tinggi'. Pemerintah terakhir kali menetapkan status ini pada September tahun lalu, saat ratusan anggota kepolisian melakukan penggerebekan terkait beredarnya informasi yang menyatakan anggota ISIS akan melakukan pemenggalan terhadap warga Australia di depan umum. (adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER