Seoul, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Korea Selatan Lee Wan-koo menawarkan untuk mengundurkan diri di tengah skandal tuduhan menerima suap untuk dana kampanye pemilihan parlemen pada 2013.
Lee Wan-koo menyangkal menerima dana dari pengusaha bernama Sung Wan-jong yang kemudian bunuh diri, tetapi dia mendapat tekanan untuk mundur setelah muncul laporan media bahwa dia mengenal baik Sung padahal sebelumnya dia mengatakan tidak begitu mengenal pengusaha konstruksi yang dekat dengan para politisi tersebut.
Skandal ini melemahkan posisi Presiden Park Geun-hye dan Partai Saeunuri yang berusaha menjadi mayoritas di parlemen pada pemilu parlemen awal tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lee sendiri belum mengeluarkan pernyataan setelah menawarkan pengunduran diri tersebut.
Sung Wan-jong, yang sedang diselidiki dalam dugaan penipuan dan suap, ditemukan tewas pada Selasa (21/4) setelah menggantung diri dengan dasinya.
Juru Bicara Presiden Park mengeluarkan pernyataan tertulis bahwa presiden telah menerima tawaran Lee untuk mengundurkan diri itu. Presiden Korea Selatan saat ini sedang melakukan kunjungan ke empat negara Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Presiden Park diperkirakan akan menerima penawaran Perdana Menterinya itu.
Perdana menteri di Korea Selatan tidak memiliki kekuasan dan hanya merupakan ketua kabinet yang dipilih oleh presiden dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan pemerintah setelah disetujui oleh parlemen.
Minggu lalu presiden Park mengatakan tidak seorangpun bisa menghindari penyelidikan kasus dugaan korupsi atau pelanggaran lain, dan dia mengisyaratkan akan memecat bawahannya yang terbukti melakukan korupsi.
Dalam wawancara dengan satu koran Korsel hanya beberapa jam sebelum ditemukan tewas, Sung mengatakan dia memberi dana politik kepada pembantu-pembantu dekat Park dan juga kepada anggota Partai Saenuri.
Lee dituduh menerima dana sebesar 30 juta kwon atau US$28 ribu dari Sung pada 2013 ketika dia mencalonkan diri kembali dalam pemilihan parlemen.
Jaksa penyelidik menemukan catata tulisan tangan Sung di pakaian yang dikenakanya yang berisi tuduhan serupa.
Undang-Undang bantuan keuangan kampanye politik 2004 melarang sumbangan politik lebih besar dari 100 ribu kwon. Saat itu, Partai Saenuri yang masih mempergunakan nama Partai Nasional Utama sedang menghadapi skandal penyuapan.
(yns)