Jakarta, CNN Indonesia -- Bendera negara-negara Asia dan Afrika berkibar di tiang-tiang yang biasanya menjulang kosong di sekitar Gedung Merdeka, Bandung. Sang Merah Putih pun menjilat langit di bagian depan gedung bersejarah tersebut.
Dua hari lagi, tepatnya Jumat (23/4), para pemimpin negara Asia Afrika akan mengulangi prosesi napak tilas, mengenang perjalanan konferensi persatuan dua benua untuk menentang kolonialisme.
Tentu sudah banyak perubahan yang terjadi dari tahun 1955 hingga saat ini. Jangankan dari enam dekade silam, bahkan dari beberapa bulan lalu pun Bandung, terutama wilayah kota tua, dianggap sudah berubah drastis. "Ini adalah kebangkitan Paris van Java," ujar Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, saat memantau persiapan prosesi napak tilas pada Rabu (22/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sekitar Gedung Merdeka yang biasanya hampa, kini terpampang balok-balok dengan gambar wajah para pemimpin negara yang hadir dalam KAA 60 tahun lalu dengan polesan warna masa kini. "Ini supaya menarik anak muda untuk belajar sejarah. Tidak perlu dengan sentuhan klasik. Ini dibuat gaya
pop art biar anak muda tertarik," tutur Emil, demikian Ridwan akrab disapa.
Soekarno dan Nelson Mandella seakan turut memantau para warga lewat spanduk-spanduk wajah mereka yang menjuntai di berbagai sudut kota tua.
Terus menyusuri jalan ke arah Masjid Agung, membujur Tembok Sejarah Konferensi Asia Afrika. Layaknya memasuki lorong waktu, khalayak dapat melihat tokoh-tokoh yang memegang peranan langsung dalam KAA pada 1955. Mulai dari peran pengibar bendera seperti Sam Bimbo, hingga Murdi Putra, penyedia colenak bagi para tamu undangan KAA 1955.
Di ujung tembok sejarah tersebut, sebuah gapura dengan balkon-balkon megah di atasnya menyambut warga memasuki daerah dekat Masjid Agung. Jika melirik sedikit, akan terlihat Cikapundung yang dahulu kusam, bertransformasi menjadi taman dengan kolam air mancur yang menyejukkan mata.
Kembali melempar pandangan ke arah Masjid Agung, mata kembali disejukkan dengan hamparan rumput hijau yang rapi dan segar di pelataran rumah ibadah tersebut. Di persimpangan menuju Gedung Bank Rakyat Indonesia, kini berdiri tegak patung bola dunia dengan kutipan kata-kata Soekarno di bawahnya, "Let a New Asia and New Africa be Born."
(stu)