Reklamasi Tiongkok Akan Masuk Draf Dokumen KTT ASEAN

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 27 Apr 2015 13:08 WIB
Pernyataan yang akan dibacakan pada penutupan KTT ASEAN dikabarkan akan mencantumkan isu sensitif soal reklamasi Tiongkok di Laut China Selatan.
Pernyataan yang akan dibacakan pada penutupan KTT ASEAN dikabarkan akan mencantumkan isu sensitif soal reklamasi Tiongkok di Laut China Selatan. (Ilustrasi)
Kuala Lumpur, CNN Indonesia -- Tuan rumah KTT ASEAN yang ke-26, Malaysia, dilaporkan tampaknya akan menyerah pada desakan beberapa negara tetangganya untuk mencantumkan isu reklamasi Tiongkok di Laut China Selatan pada dokumen pernyataan hasil KTT.

Pernyataan tersebut akan dikeluarkan setelah upacara penutupan KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Senin (27/4). Draf akan mencantumkan “perhatian serius” dari para pemimpin ASEAN terkait reklamasi. Isinya akan memuat bahwa reklamasi telah “mengikis kepercayaan dan keyakinan dan dapat merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas di Laut China Selatan.”

"Kami menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian, stabilitas, keamanan dan kebebasan navigasi di dan di atas Laut China Selatan," bunyi draf itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiongkok mengklaim 90 persen dari Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan sumber energi minyak dan gas. Namun Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga mengklaim wilayah itu.

Sementara banyak yang telah membangun fasilitas seperti landasan terbang pada beberapa pulau dan beting yang mereka klaim, Tiongkok adalah yang paling dramatis melakukannya.

Sengketa tentang bagaimana mengatasi tindakan Tiongkok—yang merupakan sekutu beberapa negara ASEAN—merupakan isu sensitif sekaligus menjadi potensi konflik terbesar di Asia Tenggara saat ini.

"Mereka tidak bisa mengabaikan bahwa beberapa anggota ASEAN memiliki pernyatan yang kuat terkait isu ini, terutama Filipina, yang telah menyatakan keprihatinan serius atas perkembangan yang dapat menciptakan ketegangan di kawasan itu," kata seorang diplomat ASEAN.

Filipina telah menyerukan agar negara-negara Asia Tenggara mendesak Tiongkok menghentikan reklamasi. Presiden Benigno Aquino bahkan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung pada Minggu malam untuk membahas masalah itu.

Citra satelit terbaru menunjukkan Tiongkok telah membuat kemajuan pesat dalam melakukan reklamasi dan membangun sebuah landasan udara yang bisa digunakan untuk kepentingan militer di Laut China Selatan.

Kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, pada Senin, mengecam upaya Filipina untuk membesarkan masalah ini di ASEAN.

“Tuduhan Manila terkait reklamasi Tiongkok di Laut China Selatan seperti maling teriak maling,” kata Xinhua di kolom opini.

Sementara Malaysia, yang memiliki hubungan erat dengan Tiongkok terutama di sektor ekonomi, meremehkan ketegangan yang terjadi antara Tiongkok dan beberapa negara ASEAN.

Sebuah draf pernyataan Najib yang didapat pada 16 April sama sekali tidak menyebutkan isu reklamasi Tiongkok tersebut.

Dalam pidato untuk membuka KTT pada Senin, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tidak berbicara tentang reklamasi, dan hanya mengatakan perkembangan di Laut China Selatan harus ditangani "dengan cara yang positif dan konstruktif".

"Akan ada beberapa paragraf soal Laut China Selatan, namun Malaysia sangat berhati-hati tentang bahasa dan mereka tidak memasukkan seruan Filipina pada Tiongkok untuk menghentikan kegiatan reklamasi," kata diplomat itu. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER