JK: Penarikan Dubes Itu Wajar

Ranny Virginia Utami | CNN Indonesia
Rabu, 29 Apr 2015 11:52 WIB
Menurut JK, penarikan duta besar oleh suatu negara adalah sesuatu hal yang wajar dan tak perlu dirisaukan, hanya menandakan protes.
Menurut JK, penarikan duta besar oleh suatu negara adalah sesuatu hal yang wajar dan tak perlu dirisaukan, hanya menandakan protes. (Reuters/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menanggapi penarikan Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson atas perintah dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Menurutnya, penarikan duta besar adalah sesuatu hal yang wajar dan tak perlu dirisaukan.

"Dalam hubungan diplomatik itu biasa saja. Kita juga pernah menarik duta besar kita di sana, jangan lupa," ujar JK usai menghadiri acara peresmian Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2015 di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (29/4).

"Itu biasanya sementara, sebulan atau dua bulan nanti balik lagi. Itu hanya menandakan tanda protes," ujar JK melanjutkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JK menilai upaya penegakan hukum di Indonesia sudah seharusnya dihormati oleh negara lain, termasuk Australia, karena menyangkut kedaulatan hukum.

Sekalipun ke depan ada yang beranggapan hubungan bilateral Indonesia dan Australia akan buruk, JK menyatakan Indonesia tidak akan merugi.

"Dengan Australia kan kita lebih banyak mengimpor dari Australia. Jadi ya kalau hubungan melengang ya mereka rugi," ujar JK.

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menarik duta besarnya untuk Indonesia menyusul eksekusi dua warga negara Australia yang menjadi terpidana mati kasus narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran pada Rabu (29/4) pukul 00.35 WIB.

“Australia menghormati sistem Indonesia. Kami menghormati kedaulatan Indonesia, tetapi kami menyesalkan eksekusi ini dan hal ini tidak bisa membuat kami memiliki hubungan seperti dahulu. Untuk alasan itu, setelah selesai membantu semua keperluan keluarga Chan dan Sukuran, duta besar kami akan ditarik pulang untuk konsultasi,” kata Abbott saat konferensi pers di Canberra pada Rabu, dikutip dari Reuters.

Chan dan Sukumaran dieksekusi berbarengan terpidana mati narkoba lain, yakni empat warga Nigeria, Jamiu Owolabi Abashin yang lebih dikenal sebagai Raheem Agbage Salami, Okwudili Oyatanze, Martin Anderson, dan Silvester Obiekwe Nwolise, warga negara Brasil Rodrigo Gularte, dan Zainal Abidin dari Indonesia. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER