Tiga Ditemukan Hidup Delapan Hari Setelah Gempa Nepal

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 03 Mei 2015 23:21 WIB
Petugas bantuan mengeluarkan tiga orang hidup-hidup dari reruntuhan, delapan hari setelah gempa kuat melanda Nepal sementara korban tewas mencapai tujuh ribu.
Bantuan terus dikerahkan ke tempat terpencil, namun bantuan dari luar negeri menumpuk di bandara Kathmandu. (Reuters/Olivia Harris)
Kathmandu, CNN Indonesia -- Tiga orang berhasil dikeluarkan hidup-hidup dari reruntuhan rumah mereka delapan hari setelah gempa bumi kuat melanda Nepal, namun para petugas penyelamat menemukan sekitar 50 jenazah di rute mendaki gunung populer yang dihantam longsoran salju.

Seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan polisi dan militer berhasil menyelamatkan tiga orang dari reruntuhan rumah di daerah Sindhupalchowk, sebelah timur laut Kathmandu yang merupakan salah satu daerah paling parah terkena dampak bencana ini.

Namun tidak ada rincian lebih jauh terkait operasi penyelamatan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pejabat mengatakan hingga saat ini jumlah korban tewas mencapai 7.056 namun diperkirakan akan terus meningkat karena satu desa hilang dibawa longsoran salju, dan lebih banyak warga yang akan ditemukan tewas.

Di daerah Rasuwa, satu tim polisi Nepal berhasil menemukan 50 jenazah yang juga termasuk pendaki gunung asal negara lain.

Ganga Sagar Pant, ketua Asosiasi Badan Pendaki Gunung Nepal, mengatakan seluruh desa Langtang hilang akibat longsoran salju.

“Yang tertinggal hanyalah baju dan jaket yang tersebar di mana-mana, seluruh rumah di desa itu terseret ke kaki gunung,” ujarnya. “Tidak ada yang tersisa. Saya pikir tidak ada orang yang bisa selamat.”

Desan ini berada di jalur pendakian gunung yang populer, dan terdapat 55 penginapan untuk pengunjung. Belum jelas jumlah orang yang menginap di sana ketika terjadi salju longsor, dan apakah mereka warga asing atau warga setempat.

Pravin Pokharel, wakil kepala polisi wilayah Rasuwa mengatakan tidak satupun dari jenazah yang ditemukan telah diidentifikasi. Dia menambahkan bahwa jenazah tersebut dikeluarkan dari bawah salju dan es pada Sabtu (2/5).

Di Langtang, setidaknya 200 orang masih hilang.

“Kami tidak bisa mencapai daerah itu sebelumnya karena hujan dan cuaca berawan,” ujar Uddhav Bhattarai, pejabat peling senior di Langtang, yang dihubungi Reuters melalui sambungan telepon.

Sementara itu Kepala Departemen Pariwisata Nepal Tulsi Prasad Gautam mengatakan: “Jumlah korban (warga asing di Nepal) akan bertambah karena terdapat sejumlah besar warga asing yang masih hilang di wilayah Langtang.”

Pesawat dan personel militer AS tiba di Nepal pada Minggu (3/5) sehari lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, untuk membantu mengirim bantuan ke wilayah-wilayah terpecnil di luar Kathmandu.

Brigadir Jenderal Marinir Paul Kennedy mengatakan kontingen Amerika itu terdiri dari setidaknya 100 tentara, peralatan untuk mengangkat dan enam pesawat militer termasuk dua tentara.

Tim ini tiba sementara muncul kritik terhadap penumpukan pasokan bantuan di bandara Kathmandu, yang merupakan satu-satunya jalan ke negara di Himalaya itu, akibat pemeriksaan bea cukai.

Perwakilan PBB di negara itu Jamie McGoldrick mengatakan pemerintah Nepal harus melonggarkan pembatasan bea cukai yang biasa berlaku untuk mengatasi peningkatan kiriman bantuan yang tiba dari negara lain.

Tetapi pemerintah bersikeras pegawai bea cukai tetap memeriksa seluruh kiriman bantuan darurat itu.

“Mereka seharusnya tidak mempergunakan metodelogi bea cukai yang biasa diterapkan di masa tenang,” ujar McGoldrick. Dia menambahkan seharusnya seluruh barang bantuan mendapat pengecualian dari pemeriksaan ketika tiba di bandara. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER