Sepekan Terkubur Puing, Pria Nepal Berusia 101 Tahun Selamat

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2015 12:48 WIB
Setelah terkurung di dalam reruntuhan rumahnya akibat gempa 7,9 skala Richter, seorang pria Nepal berusia 101 tahun berhasil dievakuasi dengan selamat.
Setelah sepekan terkurung di dalam reruntuhan rumahnya akibat gempa Nepal, Funchu Tamang hanya mengalami luka ringan di pergelangan kaki kiri dan tangan kirinya. (STR/AFP/Getty Images via CNN.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah sepekan terkurung di dalam reruntuhan rumahnya akibat gempa 7,9 skala Richter, seorang pria Nepal berusia 101 tahun, Funchu Tamang, berhasil dievakuasi dengan selamat.

Seperti dilansir The Telegraph, Minggu (3/5), proses evakuasi dilakukan tepat sepekan setelah gempa berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang Nepal, yaitu Sabtu (2/5). Tamang langsung dilarikan ke rumah sakit di distrik Nuwakot, sekitar 80 kilometer dari Kathmandu.

"Ia dibawa ke rumah sakit distrik dengan helikopter. Kondisinya stabil, Ada luka di pergelangan kaki kiri dan tangannya. Keluarganya sudah bersama dia," ujar salah satu petugas kepolisian, Arun Kumar Singh, seperti dikutip The Telegraph.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melanjutkan pencarian, kepolisian Nepal akhirnya berhasil menyelamatkan nyawa tiga perempuan yang tertimbun reruntuhan di Sindupalchowk pada Minggu (3/5). Salah satu korban ditemukan terkubur di bawah longsoran tanah, sementara dua lainnya terperangkap di reruntuhan rumah.

"Mereka sudah dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan," kata salah satu anggota Pasukan Kepolisian Bersenjata Nepal, Suraj Khadka.

Tak hanya warga lokal, ribuan pelancong mancanegara juga menjadi korban bencana alam ini. Tim penyelamat dari lebih 20 negara menggunakan anjing pelacak dan peralatan pendeteksi suhu panas manusia dikerahkan di sekitar timbunan puing untuk mencari korban yang masih selamat dalam reruntuhan.

Indonesia sendiri hingga kini masih mencari warga yang berada di Nepal saat gempa terjadi. Merujuk pada data Kemlu, ada 31 WNI yang menetap di Nepal. Sebanyak 30 di antaranya sudah bisa dihubungi dan dalam keadaan baik, sedangkan satu orang lagi belum terdengar kabarnya.

Saat gempa terjadi pada Sabtu (25/4), ada 66 WNI yang berkunjung ke Nepal. Hingga saat ini, 23 orang sudah dapat dihubungi, 38 orang sudah keluar dari Nepal, sementara lima lainnya masih dalam proses pencarian.

Bencana alam ini juga menelan korban dari negara-negara lain. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal, Laxmi Prasad Dhakal, mengungkapkan bahwa korban tewas saat ini mencapai 6.621, sementara korban luka sudah mencapai 14.023 orang.

Korban tewas dari negara tetangga, India dan Tiongkok, mencapai 100 orang. Sementara itu, seribu warga negara anggota Uni Eropa masih dinyatakan hilang.

Melihat kondisi kerusakan yang amat parah, Dhakal pesimis tim penyelamat masih dapat menemukan korban selamat di antara reruntuhan gedung. "Sudah satu minggu sejak bencana. Kami mencoba melakukan yang terbaik dalam upaya penyelamatan dan bantuan, tapi sekarang tipis kemungkinan ada korban selamat di bawah reruntuhan," ucap Dhakal seperti dikutip Channel NewsAsia, Sabtu (2/5).

Diperkirakan, total korban jiwa dalam bencana ini dapat melebihi korban gempa tahun 1934 yang menewaskan 8.500 jiwa di Nepal. Bencana ini disebut-sebut bencana terparah yang memukul negara berpenduduk 28 juta jiwa ini. (stu/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER