Jakarta, CNN Indonesia -- Akibat guncangan keras saat gempat bumi berkekuatan 7,9 skala Richter melanda Nepal pada Sabtu (25/4), ketinggian Gunung Everest dikabarkan berkurang.
Seperti dilansir RT News, Minggu (3/5), fakta ini terungkap ketika radar satelit milik Eropa, Sentinel 1-A, melintasi wilayah yang terkena dampak gempa pada Rabu (29/4). Setelah melakukan pengamatan udara, gunung yang memiliki puncak tertinggi di dunia ini sekarang menyusut hingga 2,8 cm.
Menurut laporan sebuah konsorsium penelitian geologi non-profit, UNAVCO, penyusutan tersebut dapat dilihat dari penurunan kerak Bumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Everest menyusut, dataran di sekitar Kathmandu justru mengalami penambahan tinggi. Merujuk pada laporan tersebut, wilayah sepanjang 120 km dan melintang 50 km dari Kathmandu bertambah tinggi hingga satu meter. Penambahan tinggi terbesar dialami di daerah berjarak 17 km dari pusat Kota Kathmandu.
Data satelit ini masih mentah dan akan dianalisis kembali oleh tim ilmuwan dalam tempo beberapa pekan ke depan. Seorang profesor geologi dari Universitas Colorado Boulder, Roger Bilham, mengatakan bahwa penyusutan Gunung Everest diperkirakan hanya satu sampai dua milimeter.
Gempa bumi ini melanda Nepal di radius 83 kilometer dari Kathmandu dengan kedalaman 15 kilometer. Diperkirakan, total korban jiwa dalam bencana ini dapat melebihi korban gempa tahun 1934 yang menewaskan 8.500 jiwa di Nepal. Bencana ini disebut-sebut bencana terparah yang memukul negara berpenduduk 28 juta jiwa ini.
(stu)