Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang blogger kembali diparang hingga tewas oleh sekelompok penyerang tak dikenal di Bangladesh, pada Selasa (12/5). Ini merupakan kali ketiga pembunuhan blogger terjadi di Bangladesh dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan.
Blogger tersebut bernama Ananta Bijoy Das, 33 tahun, yang terkenal kerap menyerukan sekulerisme. Menurut keterangan pejabat senior polisi Mohammad Rahamatullah, Das, yang berprofesi sebagai bankir, diserang oleh empat penyerang di distrik Sylhet pada Selasa (12/5) pagi.
Das kerap menulis untuk 'Mukto Mona', sebuah situs yang mengedepankan pemikiran terbuka, rasionalisme dan menentang fundamentalisme. Situs ini didirikan oleh blogger yang berbasis di Amerika Serikat, Avijit Roy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasib yang sama menimpa Roy pada Februari lalu ketika baru saja kembali dari sebuah pameran buku di Dhaka bersama istrinya.
Sang istri, Rafida Bonya Ahmed, mengalami luka kepala dan kehilangan satu jarinya. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters di Amerika Serikat, Ahmed menyebut pembunuhan suaminya adalah "tindakan terorisme global".
Dalam beberapa tahun terakhir, penulis sekuler di Bangladesh kerap menjadi target kekerasan anggota militan. Kelompok Islam garis keras di Bangladesh telah mendesak pemerintah untuk mengeksekusi mati blogger ateis di negara itu.
Selain itu, pemerintah juga diminta menerapkan peraturan untuk mencegah tulisan yang mengkritik Islam.
Selain Roy dan Das, blogger sekuler lainnya, Washiqur Rahman juga tewas diparang pada 30 Maret lalu. Sebelum kejadian tersebut, Rahman sempat mengecam pembunuhan Roy di media sosial.
Pada hari kematian Roy, Rahman memberikan penghargaan dengan tagar #IamAvijit dan slogan "Perkataan tidak dapat dibunuh." Nahas, Rahman tewas dengan cara yang sama di jalan yang sibuk di ibu kota Dhaka.
Pada 2013, publik Bangladesh dikejutkan dengan pembunuhan Ahmed Rajib Haider, yang terkenal mendukung penerapan hukuman mati bagi para pemimpin Islam yang bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada perang kemerdekaan Bangladesh pada 1971 silam.
(ama/stu)