Militan Islam Pengebom Boston Dijatuhi Hukuman Mati

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Mei 2015 09:09 WIB
Pengadilan Federal Boston menjatuhkan hukuman mati kepada Dzhokar Tsarnaev, pengebom Maraton Boston yang masih hidup, dan menolak opsi hukuman seumur hidup.
Dzhokhar Tsarnaev dijatuhi hukuman mati namun proses banding akan memakan waktu bertahun-tahun. (Reuters/Jane Flavell Collins)
Boston, CNN Indonesia -- Pengebom maraton Boston Dzhokhar Tsarnaev dijatuhi hukuman mati oleh dewan juri atas dakwaan membantu melakukan aksi serangan pada 2013 yang menewaskan tiga orang dan melukai 264 lainnya.

Setelah berunding selama 15 jam, dewan juri pengadilan federal memutuskan untuk memilih hukuman dengan suntikan bagi Tsarnaev, 21 tahun, dan bukan satu-satunya opsi lain berupa hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan bebas.

Bulan lalu, dewan juri ini juga menyatakan Tsarnaev terbukti bersalah dalam dakwaan meletakkan dua bom buatan pada 15 April 2013, dan menembak seorang polisi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengeboman ini merupakan salah satu serangan besar di wilayah Amerika Serikat sejak serangan 11 September 2001.

Tsarnaev, yang mengenakan jas berwarna gelap, duduk tenang ketika hukuman dibacakan dan tidak memperlihatkan emosi sepanjang persidangan.

Dalam sidang kesaksian selama 10 minggu ini, dewan juri mendengar keterangan 150 saksi termasuk korban pengeboman.

Jaksa penuntut menggambarkan Tsarnaev, yang berdarah Chechnya, sebagai penganut pandangan-pandangan militan kelompok al Qaidah, dan melakukan serangan sebagai aksi balas dendam atas aksi militer AS di negara-negara Islam.

Keputusan juri ini tidak berarti Tsarnaev akan segera dieksekusi. Para pembela kemungkinan akan mengajukan banding atas keputusan itu. Dan prosesnya bisa berjalan selama bertahun-tahun.

“Saya sadar jalan masih panjang,” ujar Karen Brassard, korban pengeboman yang kakinya luka parah. “Akan banyak persidangan di masa depan. Tetapi hari ini kami bisa mengambil napas, dan benar-benar bernapas lagi.” katanya kepada wartawan Jumat (15/5).

Proses banding bisa meliputi sejumlah topik, seperti penolakan pengadilan atas permintaan tim pembela untuk memindahkan persidangan ke luar kota Boston, atau menolak keberatan atas penggunaa foto-foto dan video saat bom meledak, serta tingkat keparahan luka yang diderita korban, di persidangan sehinggan para juri melihatnya.

David Weinstein, mantan jaksa penuntut federal, mengatakan pihak jaksa penuntut memiliki banyak bukti untuk memperlihatkan ada korban tewas, tetapi argumentasi di pengadilan banding adalah apa ada keseimbangan dan apakah mereka melampau batas keseimbangan itu.

Hukuman Mati di Massachusetts

Hukuman mati masih sangat kontroversial di Massachusetts, yang tidak pernah menjatuhkan hukuman mati dalam hampir 70 tahun dan telah menghapus hukuman mati untuk kejahatan tingkat negara bagian pada 1984. Tsarnaev diadili berdasarkan hukum federal yang memungkinkan suntikan mati sebagai hukuman.

Jajak pendapat memperlihatkan bahwa sebagian besar penduduk wilayah Boston menentang eksekusi Tsarnaev.

Para penentang, yang juga meliputi sejumlah sanak keluarga korban pengeboman, mengatakan dalam surat terbuka kepada Departemen Kehakiman bulan lalu bahwa mereka menginginkan Tsarnaev dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Mereka berargumentasi bahwa hukuman mati akan berakhir dengan proses banding selama bertahun-tahun, sehingga terdakwa akan terus menjadi sorotan dan membuat mereka tidak bisa membangun kembali kehidupan.
Dzhokhar Tsarnaev dan kakaknya Tamerlan Tsarnaev, yang tewas ketika akan ditangkap tertangkap kamera di lokasi Maraton Boston sebelum bom meledak. (Reuters/FBI/Handout)
Proses banding yang berkepanjangan, yang sebenarnya merupakan satu moratorium atas eksekusi mati di tingkat federal dan berkurangnya dukungan warga Amerika atas hukuman mati, mengisyaratkan bahwa eksekusi Tsarnaev jauh dari pasti. Sebaliknya, hal ini pada akhirnya hanya akan merupakan keputusan simbolis semata.

“Akibat proses bertahun-tahun itu, kemungkinan eksekusi akan berkurang,” ujar Deborah Denno, guru besar hukum Universitas Fordham yang mempelajari hukuman mati.

Hanya tiga dari 74 orang yang dijatuhi hukuman mati dalam kasus kejahatan federal sejak 1988 yang telah dieksekusi.

Mereka antara lain adalah Timothy McVeigh, yang dijatuhi hukuman mati pada 2001 karena menewaskan 168 orang dalam pengeboman satu kantor pemerintah federal di Oklahoma City pada 1995.

Terdakwa lain yang dinyatakan sebagai teroris oleh pemerintah AS, seperti salah satu perencana serangan 9/11 Zacarias Moussaoui dan pengebom sepatu Richard Reid, hanya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER