Malaysia Temukan Kuburan dan Kamp Korban Perdagangan Manusia

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Minggu, 24 Mei 2015 16:10 WIB
Kuburan massal dan sebuah tempat yang diduga merupakan kamp penahanan korban perdagangan manusia ditemukan oleh polisi Malaysia, pada Ahad (24/5).
Sejumlah kamp perdagangan manusia ditemukan di wilayah Klian Intan, Malaysia, dan beberapa desa di dekat perbatasan Thailand. (Reuters/Surapan Boonthanom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kuburan massal dan sebuah tempat yang diduga merupakan kamp penahanan korban perdagangan manusia ditemukan oleh polisi Malaysia di sekitar daerah perbatasan Thailand, Ahad (24/5). Menurut laporan media, kuburan massal itu diyakini berisi jenazah mayat ratusan imigran dari Myanmar dan Bangladesh.

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi menyatakan temuan ini masih didalami oleh pihak berwenang untuk menentukan apakah jenazah yang dikubur dalam kuburan massal itu merupakan korban perdagangan manusia.

"Ini masih dalam penyelidikan," kata Ahmad di Kuala Lumpur, Ahad (24/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harian Malaysia, The Utusan Online, melaporkan pihak kepolisian menemukan 30 kuburan besar yang berisi tulang belulang ratusan orang di daerah tempat di negara bagian Perlis, sebelah utara Malaysia, yang berbatasan dengan Thailand.

Surat kabar The Star melaporkan ditemukan hampir 100 jenazah dalam satu makam.

"Saya rasa ini baru temuan awal, yang berarti jumlah jenazah akan lebih dari itu," kata Ahmad.

Kamp perdagangan manusia

Sementara, Ahmad menambahkan sejumlah kamp perdagangan manusia ditemukan di wilayah Klian Intan dan beberapa desa di dekat perbatasan Thailand.

"Mereka sepertinya berada di sana untuk beberapa lama. Saya menduga kamp telah beroperasi selama setidaknya selama lima tahun," kata Ahmad.

Sumber dari kepolisian menyebutkan pasukan komando polisi dan ahli forensik dari Kuala Lumpur telah berada di lokasi kuburan massal tersebut, namun belum merilis jumlah resmi jenazah yang ditemukan.

Ditanya tentang kemungkinan keterlibatan penduduk setempat dalam insiden itu, Ahmad menyatakan, "Tentu saja saya yakin bahwa ada orang Malaysia yang terlibat."

Malaysia bagian utara dikenal sebagai salah satu rute penyelundupan "manusia perahu", yang sebagian besar adalah etnis Rohingya dan Bangladesh, menuju Asia Tenggara. Rute penyelundupan lain diduga melalui Thailand selatan.

Sumber dari kepolisian Malaysia meyakini bahwa temuan ini berkaitan dengan kuburan massal ditemukan di perbatasan Thailand bulan ini. Setidaknya terdapat 30 kuburan yang diyakini berisi jenazah imigran dari Myanmar dan Bangladesh di Provinsi Songkhla.

(Baca juga: Thailand Temukan 30 Kuburan Korban Perdagangan Manusia)

Sekitar 1.1 juta warga Rohingya di Myanmar tidak mempunyai kewarganegaraan dan hidup dalam kondisi terdiskriminasi. Hampir 140 ribu orang mengungsi dalam bentrokan mematikan dengan umat Buddha di negara bagian barat Rakhine pada 2012.

Lebih dari 3.000 imigran, sebagian besar berasal dari Myanmar dan Bangladesh, terdampar di perairan Malaysia dan Indonesia bulan ini. Di Indonesia saja, tercatat setidaknya 1.700 imigran Rohingya dan Bangladesh yang terdampar di beberapa kabupaten di Aceh sejak pekan lalu.

Indonesia dan Malaysia pada pekan ini sepakat menampung sementara sekitar 7.000 imigran yang diperkirakan masih terapung di lautan, hingga sekitar satu tahun, sembari meluncurkan upaya repatriasi atau menggembalikan para imigran ke negara asal. Meskipun demikan, kedua negara juga menegaskan tidak akan menampung lebih banyak lagi imigran.

Pemerintah Thailand menyatakan tidak akan menampung imigran dan hanya akan menyalurkan bantuan di laut. Meski begitu, Thailand tidak akan mendorong mereka ke luar perairan Thailand seperti sebelumnya. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER