Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan, meminta 1.565 orang untuk mengarantina dirinya dan sedang mempertimbangkan untuk melakukan isolasi, karena mereka telah menghadiri simposium bersama seorang dokter yang positif terinfeksi virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Pengumuman dari Walikota Seoul, Park Won-soon, ini datang setelah virus yang mengganggu saluran penapasan itu menewaskan empat orang warga sejak Mei hingga kini.
Park mengatakan, seorang dokter yang termasuk 41 orang pengidap MERS, mengadiri acara simposium di Seoul pada akhir Mei. Dokter itu merawat seorang pasien MERS, lalu ia dikarantina pada 30 Mei dan dinyatakan positif MERS pada 1 Juni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
1.369 Orang di Korea Selatan Dikarantina karena MERSPark berharap orang yang menghadiri simposium ini tidak keluar rumah dalam waktu dekat untuk berjaga menghindari penyebaran penyakit yang lebih luas.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, MERS menyebar akibat kontak dengan pengidap.
Pemerintah Kota Seoul sedang mempertimbangkan langkah untuk memaksa warga tidak keluar rumah, dan menentukan tempat tujuan ke mana dokter harus pergi jika menemukan gejala MERS.
Juru bicara Kementerian Kesehatan setempat mengatakan, korban meninggal keempat akibat terinfeksi MERS adalah pria 76 tahun pada Kamis (4/6). Pasien ini menderita asma dan penyakit paru-paru kronis, telah dirawat selama tiga hari di sebuah rumah sakit.
Kasus pertama MERS di Korea Selatan dilaporkan pada 20 Mei ketika seorang warga pria 68 tahun kembali ke negara itu setelah berkunjung ke Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Bahrain.
Kementerian Pendidikan setempat memutuskan untuk meliburkan lebih dari 1.000 sekolah untuk mencegah penyebaran virus kepada anak-anak.
MERS merupakan virus dari keluarga yang sama seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). MERS pertama kali muncul pada 2012 di Timur Tengah, menyebabkan 442 kematian. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, MERS memiliki tingkat kematian yang tinggi, yaitu sekitar 38 persen.
Namun, penyebaran MERS dari manusia ke manusia lebih lambat ketimbang SARS.
"Sejauh ini, virus (MERS) telah beredar pada manusia selama tiga tahun," kata Dr Leo Poon, ahli virus di School of Public Health di University of Hong Kong, yang bekerja mengatasi wabah SARS selama lebih dari satu dekade.
Baca juga:
Saran Kemenkes Agar Pelancong Tak Tertular MERS di KorselSeseorang yang terkena MERS memiliki gejalan seperti demam, dan batuk parah yang dapat menyebabkan pneumonia dan gagal ginjal.
Untuk mencegahnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan menganjurkan agar warga menjaga kebersihan sehari-hari dengan rajin mencuci tangan dengan sabut antikuman dan menghindari kontak dengan seorang pengidap MERS.
(adt)