Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye menunda kunjungan Amerika Serikat pada Rabu untuk mengawasi penanganan wabah Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MRES), setelah sembilan orang meninggal dan terdapat 13 kasus baru, menjadikan total 108 kasus MERS di negara itu.
Sekutu terdekat Korsel, AS, dijadwalkan berangkat awal pekan ini, dan Barack Obama dijadwalkan bertemu dengan Park pada Selasa. Namun kantor Park mengatakan beberapa minggu mendatang, Korsel akan serius merespon wabah MERS.
Ribuan orang dikarantina setelah melakukan kontak dengan penderita MERS, dan 2.474 sekolah ditutup, termasuk 22 universitas. Kebanyakan orang yang berjalan di luar mengenakan masker wajah, sementara kehadiran warga di bioskop serta pertandingan bisbol menurun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama kali diidentifikasi pada manusia pada 2012, MERS disebabkan oleh coronavirus dari keluarga yang sama yang memicu wabah Sindrom Pernapasan Akut (SARS) pada 2003 di China. Tidak ada obat atau vaksin untuk virus ini.
Beberapa negara di sekitar Korsel telah mengeluarkan imbauan terkait perjalanan ke Korea Selatan atau meningkatkan pemindaian penumpang masuk. MERS membuat sektor pariwisata yang menjadi salah satu penyumbang perekonomian Korea Selatan menjadi lesu.
Maskapai Cathay Pacific dari Hong Kong mengatakan terjadi penurunan pemesanan pesawat ke Korea Selatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mulai bekerja dengan Korea Selatan pada Selasa untuk menganalisis virus dan meninjau respon, belum merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan.
"Tolong jangan terlalu khawatir atau salah paham, dan cobalah untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari Anda," kata Wakil Perdana Menteri Korsel Choi Kyung-hwan dalam sebuah jumpa pers yang disiarkan televisi.
Dua kematian terbaru akibat MERS merupakan pengidap kanker. Kementeria Kesehatan Korsel mengatakan mereka yang meninggal akibat MERS telah menderitas penyakit serius sebelumnya.
Setelah dilacak, infeksi MERS ke Korea Selatan berasal dari seorang pria pengusaha yang baru kembali dari perjalanan ke Timur Tengah pada Mei lalu. Ia melakukan kontak dengan pasien lain di rumah sakit sebelum didiagnosis.
Semua infeksi berikutnya, termasuk 13 kasus baru pada Rabu, terpapar di fasilitas kesehatan, kata Kementerian itu.
Jumlah orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan pasien MERS dan kini di karantina naik menjadi 3.439, sedangkan karantina telah dicabut untuk 641 orang.
Choi, yang juga menjabat menteri keuangan, mengumumkan paket keuangan 400 miliar won (Rp4,75 triliun) bagi daerah yang terkena MERS, namun tak memberi data spesifik.
Bank sentral Korea Selatan diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada Kamis untuk meredam dampak ekonomi dari wabah tersebut.
Kasus baru Korea Selatan membawa jumlah kasus MERS secara global menjadi 1.257 berdasarkan data WHO, dengan setidaknya 448 kematian terkait. Korsel merupakan negara dengan jumlah kasus MERS tertinggi kedua setelah Arab Saudi, menurut Pusat Eropa untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
(stu)