Demam Ketika Pulang dari Korsel, Wanita Hong Kong Dikarantina

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 07:34 WIB
Seorang wanita yang mengalami demam dan flu sekembalinya dari Korea Selatan dikarantina dan dites MERS ketika tiba di Hong Kong pada Rabu (10/6).
Setelah wabah MERS melanda Korea Selatan, pemerintah Hong Kong memperketat pemeriksaan di sejumlah daerah perbatasan. (Ilustrasi/Reuters/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang wanita berusia 22 tahun yang mengalami demam dan flu sekembalinya dari Korea Selatan segera dikarantina ketika tiba di Hong Kong pada Rabu (10/6). Sang wanita yang tak disebutkan namanya kini menjalani tes untuk menentukan apakah dirinya terjangkit MERS atau tidak.

Wanita tersebut dilaporkan menderita flu sejak Ahad (7/6) dan menderita demam sejak Selasa (9/6). Namun hingga Rabu (10/6), kondisi wanita ini masih stabil.

Sejak Selasa (9/6) pemerintah Hong Kong telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya yang ke Korea Selatan. Warga Hong Kong disarankan untuk membatalkan atau menunda perjalanan mereka ke Korea Selatan jika tidak diperlukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Hong Kong juga memperketat pemeriksaan di sejumlah daerah perbatasan. Sejauh ini, semua kasus karantina dinyatanya negatif dari MERS.

Di pos pemeriksaan perbatasan, semua pengunjung yang menderita demam atau infeksi pernafasan harus menjalani pemeriksaan medis di tempat. Utamanya bagi para pengunjung atau warga yang kembali dari negara-negara Timur Tengah atau Korea Selatan, segera dikarantina dan dilakukan tes MERS.

Sejumlah langkah ini dilakukan Hong Kong, belajar dari penanggulangan wabah SARS pada 2003 silam. Pemerintah Taiwan dan Makau juga melakukan langkah priventif serupa.

Legislator Hong Kong, Kwok Ka-ki, yang juga merupakan seorang dokter, khawatir risiko infeksi di Hong Kong meningkat, meski negara itu telah menetapkan peringatan perjalanan.

"Setiap bulan, kami memiliki lebih dari 50 ribu wisatawan dari sini ke Korea Selatan, dan mungkin pada saat yang sama, sebanyak 50 ribu wisatawan lainnya berangkat dari Korea Selatan ke Hong Kong," kata Kwok.

"Jadi kita dikunjungi ribuan wisatawan. Satu orang saja dari 50 ribu wisatan itu terinfeksi, maka Hong Kong akan beresiko," kata Kwok melanjutkan.

Akibat tingginya risiko, dewan perjalanan lokal membatalkan semua tur ke Korea Selatan sampai akhir Juni, diperkirakan memengaruhi sekitar 20 ribu wisatawan.

Namun, pembatalan ini tidak termasuk perjalanan dengan kapal pesiar, yang akan memengaruhi sekitar 10 ribu hingga 12 ribu wisatawan.

Pemerintah Hong Kong mengeluarkan status peringatan merah bagi warganya yang hendak melakukan perjalanan yang tidak penting ke Negeri Ginseng pada Selasa (9/6), atau hanya sehari setelah meningkatkan respon terhadap penyebaran wabah MERS ke status "serius".

"Saya pikir status peringatan merah membantu kita lebih efektif untuk memutuskan membatalkan tur," kata Direktur Eksekutif Dewan Industri Pariwisata Hong Kong, Joseph Tung Yao-Chung, dikutip dari Channel NewsAsia.

"Setelah kami menerima peringatan perjalanan merah, anggota kami dapat membuat keputusan dengan segera," kata Joseph melanjutkan.

Menurut sistem pemerintah Hong Kong, status peringatan merah didefinisikan sebagai "ancaman signifikan", yang berarti warga Hong Kong harus "menyesuaikan rencana perjalanan" dan "menghindari perjalanan yang tidak penting."

Maskapai penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific Airways Ltd melaporkan penurunan tajam dalam pemesanan tiket pesawat dari Hong Kong ke sejumlah kota di Korea Selatan.

Sementara di wilayah Makau, China, warga diharuskan memakai masker ketika memasuki fasilitas kesehatan lokal sebagai upaya pencegahan terhadap penyebaran virus MERS.

Sejauh ini, terdapat lima kasus terduga penjangkitan MERS di Makau, namun seluruhnya telah dinyatakan negatif.

Data terbaru pada Kamis (11/6) menunjukkan kasus penjangkitan MERS di Korea Selatan telah mencapai 122 orang, termasuk 14 kasus baru pada hari ini saja. 

Salah satu korban yang terjangkit MERS pada hari ini adalah seorang wanita yang tengah hamil. Wanita ini diduga terjangkit virus MERS di bangsal darurat sebuah rumah sakit Seoul, dan terkait dengan sejumlah kasus penjangkitan MERS sebelumnya. 

Menurut data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, wabah MERS yang terjadi di Korea Selatan merupakan wabah terbesar kedua setelah Arab Saudi.

Berdasarkan data dari WHO, wabah MERS di Korea Selatan menambah panjang jumlah kasus MERS global, dengan setidaknya 1.244 kasus di seluruh dunia. Angka kematian terkait mencapai 448 kasus. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER