Jakarta, CNN Indonesia -- Berumur 77 tahun dan memiliki penyakit asma kronis, Kim Bok-soon menjadi berita utama karena ia selamat dari MERS yang kini mewabah di Korea Selatan.
Sebelas orang sudah meninggal di Korea Selatan, kebanyakan merupakan para manula yang sudah memiliki penyakit serius sebelumnya. Sebanyak 126 dinyatakan terinfeksi, dan lebih dari 3.000 orang dikarantina karena telah melakukan kontak dengan penderita.
Dilansir
CNN pada Kamis (11/6), asma yang diderita Kim sedang kumat saat ia dirawat di rumah sakit St. mary di Pyeongtaek, antara 4 Mei hingga 16 Mei. Pria yang pertama kali membawa MERS ke Korea Selatan sekembalinya dari Timur Tengah, juga berada di rumah sakit yang sama saai itu.
Setelah dirawat seminggu, Kim dipersilahkan pulang. Namun karena kondisinya tidak membaik, ia kembali ke rumah sakit. Dokter kembali memulangkannya, namun gejala yang diderita Kim malah memburuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya demam. Saya berkeringat. Saya batuk sepanjang malam. Celana dalam saya basah karena batuk saya sangat parah,” kata Kim. “Saya pikir ‘ini tidak bagus.’ Maka saya kemblau ke rumah sakit St. Mary. Namun mereka sudah tutup.”
Rumah sakit itu ditutup karena puluhan orang terinfeksi MERS dari sana; pasien, pengunjung, dan pekerja medis.
Kim memeriksakan diri ke rumah sakit lain. Saat itu, otoritas Korea Selatan sedang berjuang melawan penyebaran penyakit. Dokter mendatanginya dengan pakaian
biohazard.
“Mereka datang terbungkus dari kepala hingga kaki dan mengambil sampel darah dan lainnya,” ujar Kim.
Hasil tes menunjukkan Kim positif MERS dan ia dipindahkan ke rumah sakit Universitas Seoul.
Namun Kim mengatakan ia tidak takut. Ia terus berdoa dan menjalani perawatan medis.
Pekerja medis terus merawatnya, selalu dengan pakaian yang tertutup hingga Kim tak bisa melihat wajah mereka dengan jelas.
Maka, ketika pekerja medis masuk ke ruangannya tanpa pakaian
biohazard, Kim tahu ia sudah mengalahkan MERS.
“Mereka lari ke ruangan saya, bahkan tidak memakai seragam dokter, dan mengatakan ‘Anda akan kembali ke bangsal umum!’ Saya sangat senang,” ungkap Kim.
“Semua dokter dan perawat ada di koridor. Mereka semua bertepuk tangan,” cerita Kim.
Ia dikirim pulang sehari setelahnya. “Saya merasa seperti bisa terbang.”
(stu)