MERS Masih Menyebar di Saudi, Angka Kematian Meningkat

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2015 13:03 WIB
Selain mewabah di Korea Selatan dan telah mencapai Thailand pada pekan lalu, penyebaran virus MERS di Arab Saudi masih terus berlangsung.
Selain mewabah di Korea Selatan dan telah mencapai Thailand pada pekan lalu, penyebaran virus MERS di Arab Saudi masih terus berlangsung. (Reuters/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selain mewabah di Korea Selatan dan telah mencapai Thailand pada pekan lalu, penyebaran virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau MERS di negara asalnya, Arab Saudi masih terus terjadi. Hal ini menyebabkan kekhawatiran bagi jemaah umroh dan haji yang akan berangkat ke Saudi.

Menurut data dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan‎ Prof dr Tjandra Yoga Aditama, terdapat tiga kasus MERS baru di Saudi, sehingga total penjangkitan mencapai 1038 orang, dengan jumlah korban tewas akibat virus mematikan ini mencapai 459 jiwa.

(Baca juga: Selain di Korsel, Virus MERS Masih Terus Merebak di Saudi)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 573 orang dinyatakan telah sembuh dan terbebas dari virus ini. Sebanyak enam orang lainnya hingga kini masih dalam perawatan.

Sementara menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dalam periode 1 hingga 4 Juni 2015 terdapat lima kasus penjangkitan MERS baru. Kasus ini menambah daftar panjang penjangkitan virus mematikan ini, yaitu sebanyak 1.195 kasus dengan setidaknya 448 kematian, sejak September 2012.

Dalam data yang dikirimkan Tjandra, terlihat bahwa MERS masih merebak di Arab Saudi secara signifikan. Data itu menunjukkan angka kematian karena MERS meningkat dari 39 persen di tahun 2014 menjadi 47 persen di tahun 2015. Selain itu, umur rata-rata pasien MERS semakin muda, dari 55 tahun pada 2014 menjadi 49 tahun pada 2015.

Meski demikian, jumlah petugas kesehatan yang tertular MERS menurun dari 29 persen di tahun 2014 menjadi 10 persen di tahun 2015. Selain itu, jumlah kasus MERS menurun dari 573 kasus di tahun 2014 menjadi 201 kasus di tahun 2015‎.

"Karena itu, para jamaah Umroh Ramadhan, dan jamaah Haji nanti perlu waspada. Bila sekarang masih di tanah air maka periksakan diri anda ke dokter untuk menangani penyakit kronik yang ada, karena penyakit kronik paru‎, jantung, ginjal, Diabetes Mellitus merupkan faktor risiko utama terjadinya MERS," kata Tjandra, yang merupakan anggota Komitee MERS-CoV di WHO, Rabu (24/6).

Tjandra menyarankan jika telah sampai di Saudi, para jemaah umroh dan haji disarankan untuk selalu cuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir, selama setidaknya 20 detik. Selain itu, selalu berperilaku hidup bersih dan sehat.

"Jangan kontak dengan unta, tidak perlu foto dengan di depan atau menaiki unta, jangan minum susu unta mentah, dan tidak perlu berjalan-jalan ke peternakan unta," kata Tjandra.

Pertama kali muncul di Arab Saudi tahun 2012, virus Middle East Respiratory Syndrome, atau MERS, disebabkan oleh coronavirus yang berasal dari famili yang sama seperti virus Severe Acute Respiratory Syndrome, atau SARS.

Menurut data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, kasus penjangkitan MERS di Korea Selatan merupakan tertinggi kedua setelah Arab Saudi. Pada Rabu (24/6), terdapat empat kasus MERS baru di Korea Selatan, menjadikan total 179 kasus penjangkitan.

Sementara, 67 orang yang sebelumnya dinyatakan positif terjangkit MERS, dinyatakan telah sembuh dan diperbolehkan keluar dari rumah sakit. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER