Seoul, CNN Indonesia -- Seorang pria Korea Selatan yang menjadi satu-satunya kasus MERS di China telah sembuh total dan dibebaskan dari rumah sakit di China pada Jumat (26/5).
Pria 44 tahun yang merupakan anak penderita MERS pertama di Korsel itu melanggar aturan karantina dan nekat ke Hong Kong lalu naik bus ke China daratan pada akhir Mei lalu.
Ia kemudian diuji positif MERS dan telah dirawat di rumah sakit di kota Huizhou, China, dan kondisinya berangsur membaik, kata Kementerian Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dia, tidak ada kasus MERS lain yang dilaporkan di China atau Hong Kong.
Bebasnya pria asal Korsel di China ini menambah jumlah orang yang telah sembuh dan keluar dari rumah sakit akibat MERS menjadi 82, sekitar 45 persen dari total kasus.
Enam puluh sembilan orang lain saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Kementerian Kesehatan Korsel melaporkan pada Jumat bahwa dua pasien lain meninggal, sehingga jumlah korban jiwa akibat MERS di negara itu bertambah menjadi 31 orang.
Kedua pasien yang baru meninggal merupakan lansia dan sudah memiliki penyakit serius, seperti halnya korban lain yang meninggal akibat MERS.
Kementerian itu juga melaporkan satu kasus baru, sehingga total menjadi 181 kasus, jumlah tertinggi di luar Arab Saudi.
Pasien pertama membaikSementara itu, ayah pria Korsel pembawa MERS ke China, yang menjadi pasien pertama MERS di Korsel setelah pulang dari Timur Tengah, saat ini kondisinya juga membaik.
Pria berusia 68 tahun itu pada Rabu lalu dites negatif atas MERS setelah dirawat sekitar sebulan, meski masih menderita pneumonia. Ia saat ini sedang menunggu tes kedua dan jika hasilnya negatif, maka ia akan dikeluarkan dari karantina rumah sakit dan dikirim ke bangsal umum untuk perawatan pneumonia.
Pertama kali diidentifikasi pada manusia pada 2012, MERS disebabkan oleh coronavirus dari keluarga yang sama yang mengidap wabah Sindrom Pernapasan Parah Akut (SARS). Tidak ada obat atau vaksin untuk virus tersebut.
Korea Selatan telah memerintahkan rumah sakit untuk melacak semua pengunjung bangsal darurat karena kesulitan menemukan lokasi mereka yang terpapar virus MERS.
(stu)