Hadapi MERS dan Penurunan Ekonomi, Korsel Anggarkan Rp119 T

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2015 19:17 WIB
Korea Selatan akan menyusun anggaran tambahan yang mencapai lebih dari Rp119 triliun untuk menanggulangi wabah MERS dan pemulihan ekonomi.
Wabah virus MERS telah merenggut 27 nyawa, membuat panik warga yang memilih untuk menjauhi keramaian, ruang publik, dan toko. (Reuters/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan akan menyusun anggaran tambahan yang mencapai lebih dari 10 triliun won, atau sekitar Rp119 triliun, untuk menanggulangi wabah virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah, atau MERS yang berlangsung di negara ini sejak akhir Mei lalu dan pemulihan ekonomi.

Hingga Rabu (24/6), terdapat emapt kasus baru di Korea Selatan, menjadikan total 179 kasus penjangkitan. Sementara, 67 orang yang sebelumnya dinyatakan positif terjangkit MERS, dinyatakan telah sembuh dan diperbolehkan keluar dari rumah sakit.

(Baca juga: MERS Masih Menyebar di Saudi, Angka Kematian Meningkat)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah memerintahkan kami untuk menganggarkan 5 triliun won anggaran untuk menebus defisit pajak, sementara 5 triliun won lagi untuk pengeluaran ekstra," kata pemimpin Partai Saenuri, Yoo Seong-min, dikutip dari Reuters, Rabu (24/6).

Reuters mengkonfirmasi komentar Yoo dengan seorang pejabat pemerintahan yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena tidak berwenang berbicara kepada media.

Yoo mengungkapkan akan ada pertemuan dengan para pejabat pemerintah pada Kamis (25/6) pagi untuk membahas anggaran dan kebijakan ekonomi pada semester kedua tahun ini. Kementerian Keuangan akan merilis revisi perkiraan ekonomi dan arah kebijakan Korea Selatan hingga akhir 2015.

Meskipun belum ada pengumuman resmi, namun dana tambahan tersebut diperkirakan akan digunakan untuk membantu menanggulangi MERS.

"Mengenai anggaran tambahan, pemerintah belum menyiapkan daftar yang tepat untuk pengeluaran ekstra," kata Yoo.

Wabah virus MERS telah merenggut 27 nyawa, membuat panik warga yang memilih untuk menjauhi keramaian, ruang publik, dan toko. Hal ini tentu memukul perekonomian domestik Korea Selatan secara keseluruhan.

Gubernur Bank of Korea Lee Ju-yeol menyatakan sebelumnya penurunan ekonomi terkait dengan MERS berkurang, tapi kelesuan di sektor industri jasa diperkirakan akan berlangsung dalam waktu yang lama.

Lee juga menilai penting bagi Korea Selatan untuk melanjutkan kehidupan mereka dan membangun pemulihan investasi. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER