Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca serangan penembakan di hotel tepi pantai di Sousse yang menewaskan 39 orang, sektor pariwisata Tunisia diperkirakan kehilangan setidaknya US$515 juta atau sekitar Rp6,6 triliun. Jumlah tersebut merupakan seperempat dari pendapatan total pariwisata tahunan Tunisia.
Serangan penembakan di The RIU Imperial Marhaba Hotel terjadi hanya beberapa bulan setelah serangan di Museum Bardo di ibu kota Tunis yang menewaskan 21 orang. Dua serangan mendadak yang menewaskan banyak orang dalam kurun waktu tak sampai setahun ini tentu saja memukul sektor pariwisata negara ini.
"Serangan itu memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian, akan terjadi kerugian yang besar," kata Menteri Pariwisata Tunisia, Salma Loumi, Senin (29/6), dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tunisia yang terletak di Afrika Utara ini memperoleh pendapatan sebesar US$1,95 triliun dari sektor pariwisata tahun lalu. Sektor ini menyumbang tujuh persen dari produk domestik bruto, atau PDB, dan merupakan sumber utama mata uang asing dan lapangan kerja bagi Tunisia.
Pemerintah Tunisia berencana untuk menghentikan pajak pengunjung dan mempertimbangkan penghapusan utang bagi operator hotel sebagai cara untuk membantu mempertahankan sektor industri wisata.
Hingga saat ini, pihak berwenang mengklaim bahwa sejumlah tersangka penyerangan telah ditangkap, namun enggan memberikan keterangan lebih lanjut.
Para penyidik juga masih menyelidiki apakah sang pelaku penyerangan yang diidentifikasi sebagai Saif Rezgui, seorang mahasiswa teknik elektro berusia 23 tahun, pernah pengikuti pelatihan di kamp jihad di Libya.
Rezgui hampir tidak menunjukkan tanda-tanda telah teradikalisasi kepada keluarga dan teman-teman di kampung halamannya.
(ama/stu)