Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Malaysia menggerebek kantor dana investasi negara yang tengah bermasalah, 1 Malaysia Development Berhad atau 1MDB pada Rabu (8/7), menyusul berbagai laporan adanya aliran dana dari lembaga ini ke rekening pribadi Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, sebesar hampir US$700 juta, atau sekitar Rp9,3 triliun.
Aliran dana yang dilakukan pada Maret 2013 selama kampanye pemilu di Malaysia itu pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ), berdasarkan dokumen hasil penyelidikan satgas khusus terhadap 1MDB yang kini tengah terbelit utang.
(
Baca juga: Hampir Rp9,3 T Dana 1MDB Mengalir ke Rekening PM Malaysia)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengkonfirmasi bahwa beberapa petugas dari satgas khusus yang tengah melakukan penyelidikan terhadap 1MDB memang mengunjungi kantor kami hari ini," bunyi pernyataan dari 1MDB, dikutip dari Reuters.
"Kami menyediakan sejumlah dokumen dan bahan untuk membantu penyelidikan yang saat ini sedang berlangsung," bunyi pernyataan tersebut.
Seorang juru bicara polisi mengkonfirmasi penggeledahan tersebut namun menolak memberikan rincian terkait masalah ini.
Najib membantah tuduhan tersebut dan menegaskan dia tidak mengambil uang dari 1MDB atau badan lain untuk keperluan pribadi. Najib sendiri tengah mempertimbangkan aksi hukum terhadap Wall Street Journal.
Firma hukum yang merepresentasikan Najib, Hafarizam Wan & Aisha Mubarak menyatakan pihaknya tengah mempertimbangkan aksi hukum terhadap WSJ.
"Setelah klien kami memperoleh semua fakta yang diperlukan dan posisi WSJ dipastikan, kami menerima instruksi untuk segera menempuh jalur hukum," kata firma ini dalam pernyataan yang dirilis Rabu (8/7).
Sementara, juru bicara untuk Dow Jones & Co yang menerbitkan Wall Street Journal, mengatakan, "Kami tetap mempertahankan laporan kami yang akurat terhadap isu yang tengah berkembang ini."
Pada Selasa (7/7), satgas khusus yang terdiri dari Jaksa Agung, Bank Negara, Kepolisian Diraja Malaysia dan Komisi Anti-Korupsi Malaysia memerintahkan pembekuan terhadap enam rekening yang terkait dalam skandal ini. Meski demikian, satgas tersebut tidak merinci pemilik rekening yang dibekukan.
Satgas ini juga menyita dokumen dari 17 rekening di dua bank untuk membantu penyelidikan. Selain itu, dokumen bank yang tidak patuh terhadap peraturan Bank Negara juga disita.
Lembaga investasi 1MDB, yang berfokus pada properti dan energi memiliki dewan penasehat diketuai oleh Najib. Lembaga ini memiliki utang sekitar US$11 miliar.
Bahkan sebelum WSJ melaporkan aliran dana tersebut, sebuah penyelidikan terpisah juga tengah dilakukan oleh bank sentral, auditor umum, polisi dan Komite Akuntan Publik dari parlemen Malaysia.
Wall Street Journal melaporkan terdapat lima deposito di dalam rekening Najib dan dua transaksi terbesar, senilai US$620 juta (Rp8,2 triliun) dan US$61 juta (Rp812 miliar), dilakukan pada Maret 2013 selama kampanye pemilu di Malaysia. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi laporan ini.
Sementara, Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengumumkan pada Rabu bahwa pihaknya akan memberikan bantuan dan berbagi informasi kepada Malaysia, yang sesuai dengan ketentuan hukum.
(ama/stu)