Jakarta, CNN Indonesia -- Jerman dikabarkan telah menampung lebih dari 300 ribu pencari suaka sejak awal tahun ini. Terkait membanjirnya pencari suaka ini, Berlin tengah mempersiapkan catatan masuknya pengungsi ke negara ini sejak tahun 2015.
Menurut surat kabar konservatif Die Welt yang mengutip rincian dari konferensi telepon antara pejabat Kementerian Dalam Negeri Jerman, terdapaat "302.415 pencari suaka telah terdaftar" tahun ini.
Angka ini melebihi catatan permintaan suaka yang diberikan oleh Kantor Federal untuk Migran dan Pengungsi (BAMF), yang mencatat terdapat 258 ribu permintaan suaka saat ini. Menurut Die Welt, perbedaan jumlah ini karena angka pencari suaka tersebut belum dikonfimasi di tingkat federal, sehingga belum tercatat di BAMF.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(
Baca juga: Silang Pendapat Pemimpin Eropa Soal Imigrasi)
Sejumlah negara bagian Jerman, yang menampung pencari suaka atas dasar kemampuan masing-masing negara bagian, telah berulang kali meluncurkan peringatan akan semakin membanjirnya pengungsi ke negara ini. Beberapa pemerintah daerah juga telah menyerukan bantuan federal yang lebih besar untuk mengatasi masuknya para imigran.
Kantor pengungsi Jerman awalnya memprediksi sekitar 450 ribu pencari suaka pada 2015. Namun, perkiraan ini direvisi menjadi 500 ribu orang, gelombang pengungsian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada 2014 saja, Jerman telah menerima lebih dari 202 ribu permintaan suaka, atau meningkat sebesar 60 persen lebih dari permintaan suaka tahun 2013.
Menurut surat kabar Der Tagesspiegel, "catatan internal" BAMF yang tidak resmi bahkan menyatakan telah terdapat 600 ribu pelamar suaka pada 2015.
Pada Jumat (31/7), Presiden BAMF, Manfred Schmidt melaporkan "rekor" masuknyapengungsi bulanan pada bulan Juli, dengan 79 ribu pencari suaka, sebagian besar di antaranya berasal dari Suriah, Irak dan Afghanistan.
Karena kesehatan ekonomi yang baik, Jerman menjadi salah satu tujuan negara terkemuka di Eropa bagi para imigran, terutama bagi mereka melarikan diri dari kemiskinan, perang dan penganiayaan.
Namun, berbondong-bondong pengungsi memasuki Jerman telah menimbulkan masalah di beberapa daerah, terutama di desa dan kota kecil di bagian timur Jerman, wilayah yang menjadi kantong imigran.
Secara keseluruhan sejak awal tahun ini, insiden penghancuran rumah yang dibangun untuk para pengungsi meningkat tajam: sebanyak 202 rumah rusak para periode antara Januari dan Juni. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari jumlah insiden serupa pada 2014.
(ama/ama)