Polisi Bangladesh Tembak Mati Enam Pemburu Harimau

Fadli Adzani/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 10 Agu 2015 17:08 WIB
Polisi Bangladesh menembak hingga tewas enam pemburu harimau pada Senin (10/8), sebagai langkah keras terhadap perburuan ilegal di negara itu.
(Ilustrasi/Thinkstock/MaZiKab)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Bangladesh menembak hingga tewas enam pemburu harimau pada Senin (10/8) di hutan bakau terbesar dunia. Langkah ini merupakan penindakan keras perburuan ilegal menyusul laporan penurunan jumlah harimau di Bangladesh.

Pihak kepolsian memaparkan bahwa keenam pemburu tersebut tewas setelah terjadi baku tembak di sebuah kanal di wilayah hutan Sundarbans, habitat bagi harimau Bengal yang jumlahnya menurun dari 440 ekor pada dekade lalu, menjadi hanya 106 ekor saat ini.

"Para pemburu tersebut mulanya menembak kearah kami ketika kami menggerebek markas mereka di kanal Mandarbaria di hutan. Lalu kami menembak balik hingga pemburu itu tewas," kata kepala kepolisian setempat, Harendranath Sarker, dikutip dari ABC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai barang bukti, polisi menemukan kulit tiga harimau Bengal dewasa serta menyita empat senapan dan sepucuk pistol.

Sarker menyatakan tindakan keras terhadap perburuan ilegal ditetapkan setelah adanya survei dari departemen kehutanan yang menunjukkan jumlah harimau telah menurun drastis di tempat konservasi hewan langka terbesar di dunia ini.

Menurut sensus tahun 2004, terdapat 440 harimau hidup di Sundarbans, hutan yang terdaftar sebagai warisan dunia serta salah satu habitat terakhir yang tersisa untuk harimau.

Meski demikian, hasil sensus ini diragukan setelah survei dari departemen kehutanan mengungkapkan angka yang lebih kecil.

Banyak pakar satwa liar menyatakan hutan seluas 10 ribu meter persegi yang terletak di antara Bangladesh dan India tersebut tidak mampu menampung lebih dari 200 harimau.

Pada akhir bulan lalu, pakar satwa liar pemerintah, Tapan Kumar Dey, mengatakan analisis kamera yang memantau hutan tersebut selama setahun dan berakhir pada April lalu menunjukkan bahwa jumlah harimau di sana berkisar antara 83 hingga 130 ekor, atau rata-rata 106 ekor.

Para pejabat menyesali penurunan jumlah harimau tersebut dan menyalahkan peningkatan jumlah pemburu liar.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasukan elit kepolisian telah menyelamatkan anak harimau hidup dan menyita hampir selusin kulit harimau dari pemburu liar.

Pihak kepolisian kembali menambahkan hutan Sundarbans, dengan jaringan sungai dan kanalnya, telah menjadi magnet dari kelompok pemburu liar.

"Saat ini, mereka sudah mendapatkan untung besar dengan menjual tulang, daging dan kulit harimau," ujar Sarker, sembari menambahkan bahwa kurangnya penegakan hukum dan pengamatan dalam hutan berkontribusi dalam meningkatnya perburuan harimau di sana.

Harimau bengal banyak hidup di India, dan terdapat sekitar 2.226 ekor di dunia pada saat ini, dengan populasi yang lebih kecil berada di Bangladesh, Nepal, Bhutan, China dan Myanmar. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER