Jakarta, CNN Indonesia -- Operasi pencarian korban dari perahu berisi warga negara Indonesia yang terbalik di lepas pantai Malaysia pada Kamis (3/9) masih berlangsung dan akan dilakukan selama tujuh hari.
Sebanyak 14 orang dinyatakan tewas, 13 diantaranya adalah perempuan, ketika perahu yang bertolak dari Sabak Bernam di negara bagian Selangor itu terbalik setelah dua jam berlayar. (Baca:
Perahu Berisi WNI dari Malaysia Terbalik, 14 Orang Tewas)
Berdasarkan informasi dari pihak berwenang Malaysia, peristiwa nahas itu diyakini terjadi pada pukul 3 pagi, sekitar 16 km dari pantai Malaysia. Perahu akan menuju Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut keterangan yang diterima CNN Indonesia pada Kamis (3/9) dari Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, korban selamat yang berjumlah 20 orang—19 laki-laki dan 1 perempuan—saat ini dibawa ke kantor polisi Hutan Melintang, Perak.
Sementara itu, korban tewas disemayamkan di Rumah Sakit Teluk Intan.
“Operasi pencarian masih berlangsung dan akan dilakukan selama 7 hari dengan mengerahkan 7 kapal dan 1 helikopter,” ujar Iqbal.
Menurut laporan nelayan, perahu membawa sekitar 100 orang, padahal, pihak berwenang Malaysia mengatakan, berdasarkan ukurannya, kapal seharusnya maksimal memuat 70 penumpang. Jumlah penumpang yang melebihi kapasitas inilah yang diyakini menjadi penyebab tenggelamnya kapal mengingat cuaca relatif cerah.
Perahu disebutkan berukuran 15 meter dengan lebar 3 meter. Nelayan melaporkan insiden ini pada pukul 10.30 pagi.
Kedutaan Besar RI di Malaysia, di lain pihak, saat ini terus berkoordinasi dengan otoritas Malaysia.
“Satgas KBRI terus melakukan koordinasi dengan APMM (Badan Pelaksanaan Maritim Malaysia). Saat ini satgas juga sudah kirim tim menuju kantor polisi Hutan Melintang untuk bertemu dengan korban yang selamat sekaligus memperoleh keterangan langsung,” terang Iqbal.
(stu)