Jakarta, CNN Indonesia -- Singapura melaksanakan pemilu hari ini, Jumat (11/9) di 29 divisi pemilihan, untuk memperebutkan 89 kursi di parlemen. Berikut beberapa fakta singkat soal pemilu Singapura.
Siapa saja yang bertarung?Partai terbesar yang kini berkuasa di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, Partai Aksi Rakyat (PAP), akan memperebutkan kursi dengan delapan partai lainnya. Partai oposisi terkuat adalah Partai Pekerja, satu-satunya partai yang sudah memiliki kursi di parlemen dari pemilu sebelumnya di 2011, sebanyak enam kursi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partai lainnya adalah Partai Rakyat Singapura, Partai Demokrat Singapura, Partai Solidaritas Nasional, Aliansi Demokrat Singapura, Partai Reformasi, Pertama Singapura, dan Partai Kekuatan Rakyat.
Apa yang membuat pemilu kali ini berbeda?Kematian Bapak Pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, pada Maret lalu, banyak dianggap sebagai simbol berakhirnya sebuah era. Lee Kuan Yew, yang juga ayah dari Perdana Menteri Lee Hsien Loong, memerintah Singapura hampir tanpa hambatan politik selama 31 tahun. Meski ia berhasil mentransformasi Singapura dari negara yang baru merdeka pada 1954 menjadi salah satu negara maju dunia, ia kerap dianggap sebagai otoriter. Lee dulu melaksanakan peraturan keras guna menekan kaum oposisi dan kebebasan berpendapat.
Kini, zaman sudah berubah, dan berkat kehadiran media sosial, pertarungan kebijakan antara partai berkuasa, oposisi dan masyarakat berlangsung lebih terbuka.
Siapa yang diprediksi menang?PAP tetap yakin mereka akan memenangkan pemilu, namun pada 2011 saja, partai itu mengalami penurunan pertama sejak Singapura merdeka. Mereka mendapat 81 kursi dari 87 kursi. Enam kursi melayang kepada partai oposisi, Partai Pekerja. Tahun ini, tantangan bagi PAP makin besar. Partai oposisi diperkirakan akan memiliki kesempatan lebih dibanding sebelumnya, sepanjang sejarah Singapura.
Apa saja isu pemilu?Keluhan sebagian besar warga Singapura era ini adalah soal tingginya biaya hidup, perumahan, dan imigrasi. Perekonomian Singapura juga diberitakan mengalami stagnasi, dengan pertumbuhan ekonomi hanya 2,2 persen, dibawah prediksi 2-4 persen.
Banyak orang Singapura yang merasa negara kecil mereka sudah terlalu padat; 30 persen dari 5,5 juta warga Singapura adalah orang asing.
Apa artinya bagi bisnis dan pekerja asing?Kebijakan Singapura yang sejak lama menerima pekerja dari luar, dikutip dari Wall Street Journal, tampaknya akan segera berakhir. Pemerintah mengakui masih membutuhkan tenaga asing, namun menginginkan penurunan populasi warga asing.
(stu)