Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan Taliban berpakaian militer meledakkan bom mobil kemudian menyerbu satu penjara di Ghazni, Afghanistan, dan membebaskan ratusan tahanan di dalamnya pada Minggu (13/9).
"Sekitar pukul 02.30, enam tentara Taliban mengenakan seragam militer menyerang penjara Ghazni. Pertama, mereka meledakkan bom mobil di depan gerbang, menyalakan granat roket, dan menyerbu penjara," ujar Wakil Gubernur Ghazni, Mohammad Ali Ahmadi, seperti dikutip Channel NewsAsia, Senin (14/9).
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menjabarkan bahwa dari 436 tahanan, 355 narapidana lepas dalam penyerbuan ini. Kebanyakan dari mereka yang berhasil melarikan diri merupakan pelaku kejahatan terhadap keamanan negara dan hal kriminal lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangan resminya, Kemendagri Afghanistan juga mengumumkan bahwa empat petugas kepolisian tewas sementara tujuh lainnya terluka akibat serangan ini.
Tak berapa lama, Taliban mengklaim mereka adalah dalang di balik serangan tersebut.
"Operasi sukses ini dilakukan pada 02.00 dan dilanjutkan hingga beberapa jam. Penjara itu ada di bawah kontrol Taliban," ujar juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
Melanjutkan pernyataan resminya, Mujahid berkata, "Dalam operasi ini, 400 warga tak bersalah dibebaskan dan kami bawa ke wilayah yang dikontrol oleh mujahidin."
Taliban dikenal kerap melebih-lebihkan klaim mereka dan memutarbalikkan fakta.
Pada 2011, hampir 500 anggota Taliban melarikan diri dari penjara setelah terjadi insiden di penjara Kandahar. Pemerintah mengatakan bahwa kasus tersebut sekedar kesalahan keamanan.
Namun, saat itu Taliban mengaku membebaskan para tahanan melalui lorong sepanjang satu kilometer yang harus digali selama lima bulan.
(stu)