PM Baru Australia Akan Berhati-hati soal Perubahan Iklim

Melodya Apriliana/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 15 Sep 2015 16:42 WIB
Meski dikenal gigih terkait kebijakan perubahan iklim di Australia, pengamat menilai Turnbull tetap akan lebih fokus di kebijakan ekonomi.
Meski dikenal gigih terkait kebijakan perubahan iklim di Australia, pengamat menilai Turnbull tetap akan lebih fokus di kebijakan ekonomi. (Getty Images/Stefan Postles)
Jakarta, CNN Indonesia -- Malcolm Turnbull, perdana menteri Australia mendatang mungkin akan mengambil besar dalam memerangi perubahan iklim sebagai penguat ekonomi, namun langkahnya itu akan dilakukan dengan perlahan-lahan agar tak kehilangan dukungan dari koleganya. Setidaknya itulah pendapat para analis dan akademisi, Selasa (15/9).

Turnbull menjadi perdana menteri Australia keempat selama dua tahun, terhitung sejak ia dilantik Selasa (15/9). Ia berhasil memenangkan pertarungan di Partai Liberal—partai senior dalam koalisi konservatif—dalam pemungutan suara pada Senin.

Australia merupakan salah satu penghasil karbon per kapita terbesar akibat ketergantungannya terhadap energi batu bara. Pasca menyingkirkan Tony Abbott, Turnbull menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan target emisi karbon pemerintah dan kebijakan soal perubahan iklim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, analis dan akademisi berharap Turnbull akan membuat sejumlah amandemen, meski harus dilakukan selangkah demi selangkah agar dapat diterima oleh kolega koalisinya.

"Saya tidak ragu bahwa Malcolm Turnbull akan memindahkan partainya ke arah berbeda soal perubahan iklim, namun ia juga akan ingat bahwa isu inilah yang menggulingkannya sebagai pemimpin oposisi," ujar Sarah Maddison, Profesor dari Sekolah Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Melbourne.

Abbott menumbangkan Turnbull dalam kudeta partai di akhir 2009, saat koalisi Partai Liberal masih menjadi oposisi, terutama di tengah ketidakpuasan atas dukungan Turnbull untuk skema perdagangan emisi.

"Saya membayangkan dia akan berusaha menjual perubahan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi ketimbang lingkungan," imbuh Maddison.

Meningkatkan ekonomi Australia yang tengah goyah akan jadi fokus kepemimpinan Turnbull. Para analis berharap ia akan lebih agresif dalam membuat kebijakan perubahan iklim sebagai alat untuk mengatasi akhir era emas pertambangan Australia selama satu abad terakhir.

Menurut pengamat, Turnbull bisa jadi memiliki keberhasilan lebih baik dalam membawa kolega Liberalnya yang skeptis dengan membalut kebijakan perubahan iklim sebagai alat penyeimbang ekonomi Australia yang melambat.

Ia sepertinya akan mengikat kebijakan itu dengan keamanan ekonomi Australia di masa depan, sebagai alat untuk mengatasi tingkat pengangguran yang tinggi 13 tahun ini, di tengah-tengah perlambatan industri tambang.

Langkah Turnbull yang menguatkan kebijakan perubahan iklim akan membawa koalisi lebih dekat dengan opini publik.

"Dunia sudah berubah," kata Kepala Eksklusif Institut Iklim, John Connor, yang mengadvokasi aksi untuk pemanasan global. "Kini di pertengahan 2015, rakyat Australia sangat mendukung aksi iklim yang lebih kuat dan investasi di energi terbarukan."

Survei dari Insitut Iklim bulan lalu menunjukkan 63 persen orang Australia percaya bahwa pemerintahan Abbott tidak melakukan cukup usaha untuk memerangi perubahan iklim.

Agustus lalu, Australia berjanji memotong emisi sebanyak 26-28 persen dari emisi tahun 2005 pada 2030 mendatang. Komitmen ini justru menuai kecaman karena Abbott sangat mendukung penggunaan batu bara. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER