Thaksin kepada Pengikut: Berpura-pura Mati Dulu

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 20 Sep 2015 12:30 WIB
Dari pengasingan, mantan PM Thaksin berpesan kepada pengikutnya untuk berpura-pura mati dulu, demi menghindari gesekan dengan pemerintah junta militer Thailand.
Thaksin, miliuner yang kini berada di luar negeri untuk menghindari vonis penjara terkait gratifikasi, digulingkan lewat kudeta pada 2006, namun masih menjadi figur politik yang diperhitungkan di Thailand hingga kini. (Getty Images/Michael Regan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dari pengasingan, mantan Perdana Menteri Thailand yang hingga kini masih memiliki pengaruh, Thaksin Shinawatra, menyampaikan pesan kepada pengikutnya untuk tak melakukan apa-apa agar menghindari gesekan di bawah pemerintahan junta militer.

“Ketika saya berbicara dengan Thaksin, ia mengatakan pada saya untuk berpura-pura mati sedikit lebih lama,” kata pemimpin kaus merah Thailand, Kwanchai Praipana, di Provinsi Udon Thani yang merupakan basis pro-Thaksin, dikutip dari Reuters (20/9).

“Ia mengatakan pada saya untuk menunggu hingga pemilu selanjutnya. Itu adalah saat di mana kita akan menang. Pertanyaannya adalah, apakah akan ada pemilu selanjutnya,” lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kwanchai mengatakan ia berbicara dengan Thaksin sebulan lalu, namun tak spesifik mengungkap bagaimana mereka berkomunikasi.

Thaksin, miliuner yang kini berada di luar negeri untuk menghindari vonis penjara terkait gratifikasi, digulingkan lewat kudeta pada 2006, namun masih menjadi figur politik yang diperhitungkan di Thailand hingga kini.

Meski saat ini militer memegang kuasa setelah menggulingkan adik Thaksin, Yingluck Shinawatra tahun lalu, Thaksin dan sekutunya selalu memenangkan tiap pemilu yang diadakan sejak 2001.

Pemerintah junta memangkas subsidi bagi pedesaan, dan pemimpin kudeta sekaligus Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa pemilu mendatang di Thailand akan dilaksanakan sekitar Juli 2017.

Kudeta yang dilakukan Prayuth tejadi setelah demonstrasi besar kedua kubu politik Thailand, kaus kuning dan kaus merah. Ia mengatakan harus mengambil alih untuk mencegah perpecahan di masyarakat. Banyak warga Thailand, terutama kelompok kelas menengah dan kaum elite Bangkok, mendukung intervensi Prayuth. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER