Jakarta, CNN Indonesia -- Badai Joaquin yang kian menguat di Atlantik seperti terlihat pada citra satelit Lembaga Atmosfer dan Laut Nasional Amerika Serikat (NOAA) pada Rabu (30/9) kemarin nampaknya akan jadi badai besar. Hal itu disampaikan Pusat Badai Nasional (NHC) Amerika Serikat, meskipun tidak semua model prakiraan cuaca sepakat terkait apakah badai itu akan mendarat di negeri Paman Sam.
Peringatan itu datang bersamaan dengan hujan badai di timur laut Amerika Serikat yang membanjiri jalanan dan memutus akses antara Washington dan Boston.
Joaquin adalah badai ketiga dalam musim badai Atlantik tahun ini. Per Rabu (30/9) malam, intensitasnya meningkat jadi Kategori 3 dari skala 1 sampai 5, dengan kecepatan angin maksium 115 mil per jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di malam yang sama, Joaquin berada sekitar 129 kilometer timur hingga timur laut dari kepulauan Bahama dan terus menguat, disitir dari Reuters, Kamis (1/10).
Gubernur New York dan Connecticut bersama pejabat manajemen darurat New Jersey mengingatkan warga untuk mulai bersiap terhadap kemungkinan topan dahsyat. Ketiga wilayah itu sempat dilanda Badai Super Sandy tahun 2012, dan diguyur hujan berat pada Rabu meski tidak berhubungan dengan badai Joaquin.
"Wilayah kami sudah merasakan kehancuran yang dibawa cuaca ekstrem lagi. Kami melakukan tindakan pencegahan untuk beberapa hari ke depan," ujar Gubernur New York, Andrew Cuomo.
NHC memperkirakan Joaquin akan bergeser dekat atau persis di atas pusat kepulauan Bahama pada Rabu malam dan Kamis.
"Penguatan tambahan diramalkan akan berlangsung dalam 48 jam ke depan, dan Joaquin sepertinya akan jadi badai besar dalam 24 jam," ramalnya.
Warga Bahama yang tinggal di sejumlah pulau dekat jalur Joaquin, seperti Rum Cay, Long Island, Exuma, dan Eleuthera, telah menyiapkan persediaan makanan dan minuman, serta berlindung dalam rumah dan kantor.
NHC menambahkan Bahama bagian tengah dan barat laut berada dalam peringatan bahaya.
Sebuah badai besar bercirikan angin dengan kecepatan setidaknya 111 mil per jam, dan ambang batas untuk Kategori 3 dari lima skala Saffir-Simpson. Dalam skala ini, Kategori 5 merupakan kondisi yang terparah.
Menurut peramal cuaca Weather Channel, pola atmosfer yang rumit menjadikan badai Joaquin sulit dilacak jejaknya. Masih terlalu dini untuk memastikan dampak seperti apa yang akan dibawa badai ini di Pantai Timur Amerika Serikat mulai akhir minggu ini.
Badai terakhir yang melanda benua itu adalah Arthur. Angin kencang, hujan, dan topan yang dibawa badai berkategori 2 itu membuat Carolina Utara di Pantai Timur porak-poranda pada Juli 2014.
Sementara pada Oktober 2012, area metropolitan New York lumpuh oleh Badai Super Sandy, menewaskan lebih dari 120 orang, serta menghancurkan properti senilai total US$70 miliar, terutama di New York dan New Jersey.
Juru bicara Gedung Putih, Joshua Earnest mengatakan Badan Manajemen Darurat Federal terus memantau pergerakan badai dan bersiap untuk kemungkinan buruk.
(ama/ama)