Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi pemilihan umum Myanmar mengadakan pertemuan pada Selasa (13/10) dengan sejumlah partai politik besar untuk membahas penundaan pemilihan umum demokratis pertama yang rencananya akan digelar pada 8 November mendatang, karena bencana banjir.
Dilaporkan Reuters, komisi pemilihan umum Myanmar mengundang 10 partai ke ibu kota Naypyitaw pada Selasa (13/10) pagi untuk mendiskusikan apakah mereka ingin menunda pemilu karena bencana banjir yang kini terjadi. Bencana banjir saat ini merupakan banjir terburuk yang melanda negara itu dalam beberapa dekade terakhir.
Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan peraih Nobel Aung San Suu Kyi diperkirakan akan memenangkan pemilu, dan akan menandai perubahan besar dalam lanskap politik Myanmar, dan memberikan ruang bagi aktivis demokrasi yang sebelumnya tertutup dari mata publik selama hampir setengah abad akibat pemerintahan junta militer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NLD menentang rencana penundaan pemilu, sementara Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan yang berkuasa mendukung ditundanya pemungutan suara, menurut dua sumber anonim.
"Kami mengundang partai-partai politik untuk meminta pendapat mereka. Alasan utama adalah bencana alam saat ini dan situasi yang tidak stabil di negara ini," kata Zeyar Maung, pejabat di markas Komisi Pemilihan Umum Union, kepada Reuters.
"Masih belum diputuskan apakah pemilu akan jadi ditunda," kata Maung.
Win Htein, pejabat senior NLD yang menghadiri pertemuan tersebut, menyatakan kepada Reuters bahwa komisi pemilihan umum berecana untuk merilis pengumuman terkait masalah ini "segera."
Lebih dari 100 orang tewas dan lebih dari 1 juta "sangat terdampak" oleh banjir dalam beberapa bulan terakhir, menurut pemerintah dan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Banjir kali ini adalah bencana alam terburuk di Myanmar sejak Topan Nargis menewaskan hampir 140 ribu warga pada Mei 2008.
(stu)