Jakarta, CNN Indonesia -- Partai oposisi Myanmar, Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, seakan merebut perhatian publik setelah hasil hitung cepat pemilu multi-partai pekan ini menunjukkan NLD mengantungi mayoritas suara dan berhasil mengamankan sebagian besar kursi di parlemen. Gema kemenangan partai ini jelas berdampak pada penjualan kaos dan cendera mata partai pimpinan peraih Nobel, Aung San Suu Kyi ini.
Ketika CNN Indonesia bertandang ke markas NLD yang terletak Shwegondaing Road, Bahan Township, Yangon pekan ini, para simpatisan partai NLD kerap sibuk melayani pembeli cendera mata yang datang seakan tanpa henti. Di markas yang berupa dua rumah toko yang lebar ini, tersedia lapak kecil untuk menjual kaos, kalender dengan foto Suu Kyi, topi bertuliskan huruf ‘NLD', gantungan kunci yang memperlihatkan foto Suu Kyi dan General Aung San, serta pin burung merak.
Baik warga setempat maupun wisatawan asing nampak memenuhi lapak kecil yang mulai buka pukul 10 pagi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Paling laris ya kaos, yang warna merah atau hitam seperti ini,” ujar Ma Nwe Nwe, 24, salah satu simpatisan NLD, sembari menunjukkan kaos berwarna merah yang khas, disertai motif NLD, yaitu bintang emas dan burung merak. Di bagian punggung kaos, tertulis tagline “We Must Win.”
Selain warna merah, Nwe memaparkan banyak pembeli yang mencari kaos yang memperlihatkan wajah Suu Kyi dengan tulisan “Vote” di sebelah kiri. Kaos motif ini laris terjual sejak pagi hari, hingga banyak pembeli yang kecewa karena tak mendapatkannya. “Datanglah lebih pagi," kata Yee kepada salah satu pembeli.
CNN Indonesia sempat bertandang beberapa kali ke lapak ini. Sebelum pemilu, satu kaos NLD dengan lambang bintang dan burung merak dibanderol dengan harga 5.000 kyats, atau sekitar Rp53.000. Pasca pemilu, harga kaos naik menjadi 60.000 kyats (Rp63.000).
Nwe memaparkan sebelum pemilu dia dapat menjual sekitar 30 kaos NLD dengan berbagai warna dan corak. Pada pekan menjelang pemilu, penjualan kaos meningkat hingga 50-75 kaos per hari, meski pada Sabtu (7/11), lapak ini ditutup karena penjualan kaos dan atribut NLD lainnya dilarang pada masa tenang sehari sebelum pemilu.
Pasca pemilu, lanjut Nwe, penjualan kaos terus meroket hingga lebih dari 100 kaos per hari, utamanya setelah markas itu menjadi sorotan publik karena kedatangan Suu Kyi pada Senin (9/11) siang. “Pendapatan biasanya 500.000 kyats. Sekarang dapat sampai 1 juta kyats,” kata Nwe yang terus sibuk melayani pembeli.
Ditanya soal pemberitaan sejumlah media asing yang menyatakan banyak pendukung NLD yang mengenakan kaos berwarna hitam bertuliskan "We Won” di bagian punggung, Nwe mengaku tidak tahu soal kaos itu. “Kami hanya punya yang ‘We Must Win’. Tidak ada (kaos yang bertuliskan), 'We Won’,” katanya.
Kaos dengan tulisan 'We Won’, yang berarti kami sudah menang, dianggap provokatif karena tersebar hanya sehari setelah pemilu digelar. Padahal, saat itu Komite Pemilihan Umum Myanmar, UEC, masih melakukan hitung cepat. “Sekarang baru tahap awal, kami harus terus berjuang. Kami belum resmi menang,” katanya.
 Penjualan kaos dengan atribut NLD dan DVD berisi lagu-lagu kampanye NLD meningkat setelah hitung cepat menunjukkan NLD memenangi sebagian besar kursi di parlemen. (CNN Indonesia/Amanda Puspita Sari) |
Tak hanya kaos, pengunjung juga memberondong DVD yang berisi lagu-lagu semboyan NLD dan rekaman video pidato Suu Kyi saat kampanye di berbagai lokasi. Ko Win Thein, 38, mengaku mengaku sebelum pemilu setiap hari biasanya mendapatkan 10.000 kyats (Rp106.000) dari hasil menjual DVD. Satu keping DVD dibanderol dengan harga 500 kyats (Rp5.300), sehingga penjualan rata-rata 20 DVD per hari.
Semenjak NLD diperkirakan menang, DVD yang dijualnya diserbu pembeli, baik warga lokal pendukung NLD maupun warga asing yang tengah berkunjung ke Yangon. “Sekarang bisa mendapat lebih dari 70.000 kyats per hari,” ujarnya.
Win Thein mengaku DVD yang paling dicari pembeli adalah DVD yang menampilkan lagu ‘NLD, Naing Ya Mi’, yang berarti ‘NLD, Harus Menang’, yang dibawakan kelompok band hiphop G-Tone. Selain itu, lagu 'Athat Kyar Ka Mae Ta Pyar’, yang berarti ‘Satu Suara dari Hati Saya’, 'Khut Daung Manchi' atau ‘Kekuatan Merak’ dan 'May Mau Naing Mha Phyit Mar Par’ atau ‘Bunda Harus Menang’, juga kerap dicari pembeli.
Lagu-lagu kampanye NLD ini ramai dinyanyikan oleh para pendukung NLD yang berkumpul di luar markas pada Senin (9/11) sore, sambil melihat hasil hitung cepat, di mana NLD memenangi seluruh kursi perwakilan untuk daerah Yangon. Diperkirakan sekitar 1.000 simpatisan NLD datang dari penjuru Yangon, dan bahkan luar daerah, berkumpul bersama, bernyanyi mengikuti irama lagu, bergoyang dan bertepuk balon.
Pengumpulan massa pendukung NLD yang semarak dan terlihat lebih seperti pesta rakyat ini berlangsung dari pukul 4 sore hingga menjelang tengah malam. Guyuran hujan deras yang sempat menerpa sejak pukul 5 sore hingga 6 sore tak mereka hiraukan. Sepemantauan CNN Indonesia di lokasi, meski massa tetap asyik berpesta, namun arus lalu lintas tetap berjalan meski tersendat dan menyebabkan kemacetan parah hingga 1 km.
Berfoto di rumah Suu KyiTak hanya markas NLD, rumah Suu Kyi pun menjadi destinasi wajib para wisatawan asing yang berkunjung ke Yangon. Sejak hasil hitung cepang menunjukkan kemenangan NLD, banyak wisatawan asing berfoto di depan rumah pemimpin NLD itu, meski tidak diperbolehkan masuk ke dalamnya.
Tokuya Ohira, 22, wisatawan asal Jepang, mengaku datang bersama kerabatnya ke Yangon untuk berwisata. Dari sejumlah daftar destinasi wisata di Yangon yang harus dikunjunginya, rumah Suu Kyi merupakan salah satunya.
"Harus ke sini, memang. Foto-foto. Karena Suu Kyi itu tokoh terkenal Myanmar, kami ingin tahu rumahnya," ujarnya Ohira.
 Rumah pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, di Yangon menjadi salah satu tempat di Myanmar yang kerap didatangi wisatawan asing untuk sekedar berfoto. (CNn Indonesia/Amanda Puspita Sari) |
Hasil hitung cepat yang dirilis Komite Pemilihan Umum Myanmar (UEC) hingga Minggu (15/11) menunjukkan NLD mengamankan 255 kursi di Pyithu Hluttaw (lower house), 135 kursi di Amyotha Hluttaw (upper house), dan 491 kursi untuk perwakilan daerah dan etnis.
Sementara, rival terbesar NLD, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan atau USDP pimpinan Presiden Thein Sein hanya berhasil mengamankan 29 kursi di Pyithu Hluttaw (lower house), 12 kursi di Amyotha Hluttaw (upper house), dan 74 kursi untuk perwakilan daerah dan etnis.
Terdapat lebih dari 440 kursi lower house, sementara 110 kursi di antaranya milik kubu militer sehingga tidak diikutsertakan dalam pemilu tahun ini. Sementara di upper house, terdapat 224 kursi yang tersedia, sebanyak 56 kursi di antaranya untuk militer.
Pemerintahan semi-militer Myanmar mensyaratkan 25 persen kursi parlemen untuk kubu militer, sehingga pemilu yang diikuti oleh lebih dari 90 partai dengan lebih dari 6.000 kandidat ini digelar untuk menentukan kandidat sipil yang akan menduduki 75 persen kursi di parlemen.
(ama)