Tunis, CNN Indonesia -- Sedikitnya 12 orang tewas saat bom meledak di sebuah bus yang penuh dengan pasukan pengawal kepresidenan di Tunis, Tunisia. Diduga insiden yang terjadi pada Selasa (24/11) ini terjadi akibat bom bunuh diri.
Diberitakan Reuters, ambulans bergegas datang ke lokasi saat petugas menutup lokasi sekitar tempat kejadian di jalan Mohamed V Avenue, di pusat kota Tunis. Bangkai bus yang menghitam teronggok di dekat kantor Kementerian Dalam Negeri.
Ini adalah serangan terbesar ketiga yang terjadi di Tunisia tahun ini. Sebelumnya Juni lalu, militan membunuh 28 wisatawan asing di hotel pinggir pantai di Sousse, dan pada Maret 21 orang tewas dalam serangan di Museum Bardo, Tunis. ISIS mengklaim berada di balik dua serangan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mohamed V tempat insiden terjadi adalah salah satu jalan utama yang dipadati kendaraan dan pejalan kaki. Di lokasi ini juga banyak terdapat hotel dan bank.
Menurut aparat keamanan, bom meledak sesaat setelah para pengawal presiden naik ke bus untuk diantar ke istana presiden di pinggiran kota. Diduga pengebom meledakkan diri dengan sabuk peledak di dalam bus.
"Saya sedang di Mohamed V, bersiap masuk ke dalam mobil, saat terjadi ledakan besar. Saya melihat bus melayang. Mayat-mayat dan darah dimana-mana," kata saksi mata Bassem Trifi.
Berdasarkan pernyataan Kementerian Dalam Negeri, 12 orang terbunuh dan 17 lainnya terluka dalam peristiwa itu. Belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas pengeboman itu.
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi membatalkan lawatan ke Eropa dan menerapkan jam malam hingga Rabu pukul 5 pagi. Essebsi kembali menerapkan keadaan darurat selama satu bulan, yang memungkinkan pemerintah memiliki kekuatan eksekutif yang fleksibel, kewenangan aparat keamanan yang lebih luas dan membatasi beberapa hak sipil.
Memerangi militan telah menjadi tantangan besar bagi Tunisia, terutama setelah ribuan warga negara itu bergabung dengan ISIS dan kelompok militan lainnya di Suriah, Irak dan Libya.
September lalu, pemerintah menerima laporan intelijen soal rencana pengeboman di Tunis dan menghentikan lalu lintas di beberapa bagian kota.
Bulan ini, aparat Tunisia menahan 17 militan Islam dan mengaku berhasil mencegah beberapa serangan besar yang rencananya akan dilakukan pada November ke beberapa hotel dan petugas keamanan di Sousse.
(den)