New York, CNN Indonesia -- Harian
New York Times menempatkan satu tajuk rencana di halaman pertama yang jarang terjadi dan terakhir kali dilakukan hampir satu abad lalu.
Tajuk Rencana koran ini berisi permintaan larangan terhadap jenis senapan yang digunakan dalam penembakan massal dengan 14 korban tewas di San Bernardino, California pada Rabu (2/12).
Tajuk rencana ini diterbitkan pada edisi Sabtu (5/12) atau tiga hari setelah Syed Rizwan Farook dan Tashfeen Malik melakukan penembakan massal dengan mempergunakan senapan serang berkaliber .223.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasangan ini juga membawa pistol semo-otomatis, dan pihak berwenang AS mengatakan Malik diyakini telah berbaiat pada ketua ISIS.
“Senjata tertentu, seperti senjata serbu yang sedikit dimodifikasi seperti yang digunakan di California, dan amunisi tertuntu, harus dilarang dimiliki oleh warga sipil,” bunyi tajuk rencana New York Times tersebut.
Artikel ini juga membeberkan argumentasi bahwa undang-undang tentang senjata tersebut akan “mengharuskan warga Amerika yang memiliki senjata jenis itu menyerahkannya untuk keselamatan sesama warga.”
Artikel ini juga merujuk beberapa aksi penembakan massal. “Kita harus sadar: Penembakan semena-mena ini seluruhnya adalah aksi terorisme.”
Presiden Obama telah meminta agar ada undang-undang yang mempersulit penjahat memiliki senjata. Dia menggarisbawahi bahwa di negara maju lain penembakan massal tidak terjadi sesering di Amerika dan bahwa AS harus mengatasi masalah ini.
Anggota partai Republik di Kongres menentang keras langkah-langkah membatasi kepemilikan senjata.
Perdebatan soal pembatasan senjata ini sejak lama menjadi isu politik yang panas di AS, dimana hak memiliki senjata diatur dalam Amandemen kedua UUD AS.
Di situs majalah
Reason yang beraliran libertarian, atau menjunjung hak-hak kebebasan seseorang, senior editor Brian Doherty mengkritik artikel editorial New York Times itu, terutama imbauan agar warga pada akhirnya menyerahkan jenis senapan tertentu.
“Yang diminta oleh the Times, selain biaya kerugian dan upayanya serta penghilangan kebebasan sipil, juga (seperti yang mereka sadari) adalah meminta satu perang saudara di panggung politik yang sudah lama tidak kita alami,” tulis Doherty.
Ini kali pertama The Times meletakkan tajuk rencana di halaman depan sejak 1920, ketika koran itu mengemukakan kekhawatiran akan pencalonan Warren G. Harding sebagai kandidat presiden Partai Republik. Harding sendiri akhirnya memenangkan pemilihan umum presiden tahun itu.
(yns)