Jakarta, CNN Indonesia -- FBI menyebutkan, pasangan suami istri tersangka penembakan massal di San Bernardino, California, terindikasi mengalami radikalisasi. Kerabatnya mengatakan Tashfeen Malik, sang istri, menjadi radikal setelah pindah ke Arab Saudi.
Menurut saudari tiri ayah Malik, Hifza Bibi, Malik dan ayahnya pindah ke Arab Saudi setelah terjadinya konflik mengenai warisan di tempat asal mereka, di Pakistan.
Saat itu, Malik masih kanak-kanak. Di sana, keduanya disebut berubah. “Dari apa yang kami dengar, hidup mereka berubah, mindset mereka berbeda. Kami ini berasal dari tanah para suci kaum Sufi, ini sangat mengejutkan kami,” kata Bibi, guru yang tinggal di Karor Lal Esan di Provinsi Punjab, seperti dikutip Reuters, Sabtu (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saudara saya itu pergi ke Arab Saudi dan kemudian tidak peduli lagi apapun yang ada di sini,” kata Bibi lagi. “Seorang pria yang tidak hadir saat pemakaman ibunya sendiri, apa yang bisa diharapkan darinya?”
Tapi Malik sendiri, saat dewasa sempat pulang ke Pakistan dan kuliah farmasi di Universitas Bahauddin Zakaria di Multan pada 2007 sampai 2012.
“Dia dikenal sebagai mahasiswa yang baik tanpa tendensi memiliki pemahaman agama yang ekstrim,” tutur seorang pejabat intelijen di Kota Layyah.
Malik dan suaminya, Syed Rizwan Farook (28 tahun) melepaskan tembakan ke arah rekan-rekannya di sebuah pusat pelayanan sosial di San Bernardino. Akibatnya 14 orang tewas.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS, saudara perempuan Farook, Saira Khan, mengatakan Malik adalah sosok pemalu dan tak banyak mengungkap dirinya, sama seperti Farook sendiri.
Mustafa Kuko, direktur Islamic Center di Riverside, tempat Farook biasa sembahyang, mengatakan pasangan suami istri itu bertemu melalui situs perjodohan Islam sebelum akhirnya menikah di Arab Saudi.
“Dia mencoba yang terbaik untuk mengenal istrinya, bagaimana kepribadian dan karakternya,” kata Kuko, seperti dikutip BuzzFeed News.
Malik kemudian masuk ke Amerika Serikat dengan visa K-1 karena menikah dengan warga negara Amerika Serikat. Dia mendapat green card pada Juli 2015.
Penembakan itu sendiri, oleh FBI, kini dikaitkan dengan aksi terorisme. FBI menyatakan ada kontak telepon antara pasangan itu dengan orang lain, yang sedang diinvestigasi oleh pihak yang berwajib.
Malik sendiri disebut sudah dibaiat oleh pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, terindikasi melalui sebuah pesan di laman Facebook atas nama yang berbeda. Pesan itu kemudian dihapus oleh pemilik akun.
Kepada BuzzFeed News, seorang juru bicara Facebook mengatakan bahwa akun Facebook itu sudah diblokir dan kontennya sudah dilaporkan kepada pihak yang berwajib.