Jakarta, CNN Indonesia -- Pesta pernikahan di Israel yang diwarnai perayaan atas tewasnya seorang bayi Palestina dikecam publik. Dalam video acara itu, ekstremis Yahudi terlihat menusuk foto bayi sambil berjoget diiringi musik.
Seperti diberitakan USA Today pekan ini, video berdurasi 26 detik itu diunggah oleh stasiun televisi Channel 10, Rabu lalu. Di resepsi pernikahan itu, para Yahudi ekstrem yang mengenakan tutup kepala kippah mengacungkan pisau dan senapan sambil bergoyang.
Seorang dari mereka terlihat berdansa sambil menikamkan pisau di foto Ali Saad Dawabsha, balita Palestina berusia 18 bulan yang tewas terbunuh. Sementara tamu Yahudi lainnya bersorak, menyerukan lebih banyak lagi pembunuhan warga Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali terbunuh bersama dengan ayahnya, Sa'ad, 32, dan ibunya rehem, 27, ketika rumah mereka di desa Duma, Tepi Barat, dilempari Molotov. Kakak Ali yang berusia 4 tahun berhasil selamat.
Belum ada pelaku yang didakwa dalam peristiwa itu, kendati beberapa tersangka telah ditangkap.
Video pernikahan yang dipenuhi tamu dari kalangan Yahudi ekstrem itu memicu kecaman anggota parlemen Israel. Kedua pengantin penyelenggara pesta itu kini diinterogasi soal dugaan tindak "terorisme Yahudi" dan terkait beberapa tamu yang kebanyakan kawan atau kerabat pelaku pembunuhan Ali.
[Gambas:Youtube]"Orang-orang ini merupakan bahaya bagi Israel. Kita harus melawan mereka seperti kita melawan Hamas dan Hizbullah," kata Yair Lapid, ketua Partai Yesh Atid.
"Dansa menyesatkan dengan foto bayi yang terbunuh saat tidur menunjukkan ideologi berbahaya yang sudah kehilangan tempat di semua aspek kemanusiaan," kata Bezalel Smotrich, anggota parlemen dari Partai Bayit Yehudi, kepada Jerusalem Post.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk video itu. Dia mengatakan bahwa video itu "menunjukkan wajah sejati wujud berbahaya bagi masyarakat dan keamanan Israel."
Sejak akhir September lalu hubungan Palestina dan Israel kian memanas dengan penikaman, penembakan dan serangan dengan mobil yang terjadi hampir setiap hari.
Sedikitnya 120 warga Palestina tewas terbunuh oleh peluru tentara Israel. Sementara 20 warga Israel dan mahasiswa Amerika Serikat tewas.
Gejolak kali ini dipicu oleh langkah Israel yang melarang warga Muslim Palestina masuk ke Masjidil Aqsa, sementara mereka memperbolehkan warga Yahudi masuk ke kompleks suci bagi umat Islam tersebut.
(den)