Bamako, Mali, CNN Indonesia -- Para pejuang Islamis menewaskan 10 pemberontak Tuareg dalam satu serangan di dekat perbatasan utara antara Mali dan Aljazair pada minggu ini.
Kelompok Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad, kelompok pemberontak Tuareg terbesar di Mali utara, mengatakan enam anggotanya tewas pada Kamis (24/12) ketika militan Islamis menyerang pos penjagaan mereka di kota talahandak.
Kelompok ini menambahkan bahwa pejuang Islamis juga tewas dalam bentrokan itu meski tidak ada rincian lebih jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Sidi Ould Ibrahim Sidat, pejabat kelompok besar pemberontak Tuareg, mengatakan bahwa pada Jumat (25/12), empat orang anggota kelompok ini tewas ketika satu konvoi tentara tambahan yang sedang menuju ke perbatasan diserang.
Kelompok besar pemberontak Tuareg bernama Koordinasi Gerakan-Gerakan Azawad ini menandatangani kesepakatan damai dengan pemerintah Mali pada Juni lalu. Kesepakatan ini merupakan bagian dari upaya mengatasi sejumlah aksi pemberontakan separatis.
Sidat menuduh bahwa serangan itu dilakukan oleh pejuang Al Kaidah yang ada dalam kelompok AQIM, Gerakan bagi Persatuan dan Jihad di Afrika Barat, MUJWA, Front Pembebasan Ansar Dine dan Macina.
“Serangan itu dilakukan oleh kaum Islamis…dan ini dilarang dalam kesepakatan damai yang ada,” kata Sidat.
“AQIM, MUJWA dan Ansar Dine telah bertemu untuk membentuk satu koalisi.
Kelompok-kelompok Islamis membajak pemberontakan suku Tuareg pada awal 2012 untuk merebut kekuasaan di wilayah padang pasir utara Mali.
Satu intervensi pimpinan Perancis dilakukan setahun kemudian, tetapi para pejuang Islamis meningkatkan serangan pada tahun ini.
Sebanyak 19 orang, sebagian besar warga asing, tewas setelah terjadi aksi serangan ke satu hotel mewah di ibukota Mali Bamako pada November lalu.
AQIM, al Mourabitoun dan Front Pembebasan Macina mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
(yns)