Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Turki memanggil duta besar Rusia di Ankara untuk memprotes dan mengutuk pelanggaran wilayah udara oleh jet tempur Rusia.
CNN pada Minggu (31/1) melansir, Turki menyebut bahwa jet tempur Rusia, SU-34, telah diperingati oleh unit radar Turki, baik dalam bahasa Inggris dan Rusia, sebelum memasuki wilayah udara Turki dari Suriah pada Jumat (29/1).
Peringatan itu juga menyebutkan bahwa pelanggaran “bisa mengakibatkan konsekuensi serius.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia membantah bahwa pesawat Rusia melanggar wilayah Turki dan menyebut tudingan Ankara sebagai “propaganda tak berdasar.”
“Tak ada pelanggaran wilayah udara Turki oleh pesawat Rusia di Republik Arab Suriah,” ujar Kemendagri Rusia di Facebook.
Rusia mengatakan bahwa pemilik pesawat berasal tak bisa diketahui dari radar.
“Ini hanya dimungkinkan lewat kontak visual langsung dari pesawat lain, yang tidak terjadi [dalam kasus ini],” lanjut Kemendagri Rusia.
Pada November lalu, militer Turki menembak jatuh jet tempur Rusia yang masuk ke wilayahnya setelah beberapa kali diperingatkan, menurut pihak berwenang Turki. Seorang kru Rusia tewas dalam insiden itu. Moskow membantah bahwa kru mereka telah diperingati sebelum ditembak F-16 Turki dan mengklaim pesawat mereka berada di wilayah udara Suriah.
Setelah penembakan pesawat itu, Rusia memberlakukan sederetan sanksi ekonomi terhadap Turki, melarang impor beberapa barang, larangan bepergian, dan membatasi beberapa perusahaan Turki melakukan bisnis di Rusia. Rusia juga menghentikan kerja sama dalam proyek pipa gas senilai US$12 miliar antara kedua negara.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Sabtu menyerukan penururan eskalasi. Namun, ia juga mengatakan bahwa Rusia seharusnya “bertanggung jawab dan secara penuh menghormati wilayah udara NATO.”
Seorang pejabat di Kedutaan Besar Rusia di Ankara mengonfirmasi bahwa ada pertemuan, namun juru bicara Igor Mityakov menolak mengomentari apa saja yang dibicarakan, menurut laporan kantor berita
Ria Novosti.
Rusia mulai melancarkan serangan udara di Suriah pada akhir September tahun lalu. Moskow mengklaim misi itu untuk mendukung pemerintah Suriah memerangi ISIS dan musuh lain.
(stu)