Kalah di Kaukus Iowa, Gaya Kampanye Trump Dipertanyakan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 02 Feb 2016 17:31 WIB
Kekalahan mengejutkan yang diderita kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada kaukus Iowa memicu pertanyaan soal gaya kampanyenya.
Kekalahan mengejutkan yang diderita kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada kaukus Iowa memicu pertanyaan soal gaya kampanyenya. (Getty Images/Christopher Furlong)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kekalahan mengejutkan yang diderita kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada kaukus Iowa awal pekan ini memicu pertanyaan soal kampanyenya yang mewah, berfokus kepada statusnya sebagai selebritas, dan sejumlah komentar kontroversialnya di media.

Taipan New York dan mantan bintang reality show yang selalu memimpin jajak pendapat ini harus mengakui kekalahannya dari Ted Cruz, senator Texas, yang di luar dugaan mendulang 28 persen suara.
Trump, yang menduduki posisi kedua dengan perolehan suara 24 persen juga dibayang-bayangi oleh Marco Rubio yang mendulang 23 persen suara.

Trump sempat mengejek kampanye Cruz yang dilakukan hanya beberapa jam sebelum kaukus dimulai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mendengar mereka berkampanye besar-besaran, dengan sejumlah bus dan truk. Mereka menghabiskan semua uang yang mereka miliki dari sumber khusus. Untuk negara kita, saya ingin orang yang menghabiskan paling sedikit uang dan mendapatkan hasil terbaik," ujar Trump. 
Kekalahan Trump, meskipun tak dapat dikatakan telak, juga memicu pertanyaan soal strategi kampanyenya. Alih-alih secara agresif mencoba menggalang dukungan dari seluruh simpatisan Republik seperti yang dilakukan Cruz, Trump hanya mengandalkan para pendukungnya yang selama ini menghadiri kampanyenya.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Trump adalah berupaya agar para pendukungnya yang sebelumnya tidak pernah berpartisipasi dalam kaukus, untuk hadir dalam acara tersebut.

Tana Goertz, kepala kampanye Trump di Iowa, telah berupaya memastikan para pendukung Trump hadir di kaukus Iowa, dengan menyebarkan brosur yang menyebutkan bahwa proses pemungutan suara berlangsung dengan rahasia dan "paling lama memakan waktu satu jam."
"[Kaukus] ini merupakan hal baru bagi banyak pendukung dia," kata David McNeer, pendukung Trump di Iowa. "Banyak pendukungnya akhirnya tidak datang, tidak seperti yang mereka janjikan."

Gaya kampanye Trump yang bombastis, dramatis dan penuh kontroversi dinilai tidak banyak membantu seperti yang dia harapkan.

Cruz dan Rubio berkampanye dengan cara yang lebih tradisional, seperti berbincang santai dengan sejumlah kelompok di restoran pizza atau ruang konferensi hotel. Sementara Trump, mengawali kampanyenya dengan datang di lokasi pidatonya dengan jet pribadi yang berhiaskan namanya. Dalam kampanyenya yang dihadiri ribuan pendukung, tak jarang Trump terang-terangan menghina para rivalnya.
Gary Updegraff, pendukung Trump yang antusias menyatakan bahwa kekalahannya kali ini akan membuat Trump menyesuaikan gayanya. "Dia orang yang sangat cerdas, dia akan menganalisis ini dengan timnya, dia mungkin akan berbicara dengan keluarganya tentang hal ini. Saya pikir keaslian Donald Trump perlu lebih ditunjukkan," kata Updegraff.

Meski demikian, dalam beberapa hari terkahir, Trump mulai mengubah pola kampanyenya. Trump tampil dengan pemimpin evangelis, Jerry Falwell Jr., yang mengajukan pertanyaan soal kontribusi amal yang dilakukan Trump.

Namun, sepertinya Trump masih akan terus melontarkan pernyataan yang menggelitik. Seperti yang terjadi dalam pidatonya setelah hasil kaukus diumumkan, Trump dengan gamblang mengungkapkan rasa syukurnya berada di posisi kedua, dan mengungkapkan keinginannya untuk membeli lahan peternakan di Iowa.

"Iowa, kami mencintaimu. Kau sangat istimewa. Saya pikir saya mungkin akan datang kembali ke sini dan membeli lahan peternakan," ujar Trump. (ama/den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER