Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong di kota perbatasan Korea Utara, Korea Selatan akhirnya memutus transmisi sumber listrik ke kompleks tersebut dan diduga akan diikuti pula dengan penghentian aliran air.
Seperti dilansir kantor berita
Yonhap, keputusan ini diambil setelah seluruh warga Korsel yang bekerja di kompleks tersebut kembali ke tanah airnya. Menurut data pemerintah, ada 280 warga Korsel yang bekerja di 124 perusahaan milik Seoul di kompleks tersebut.
Sebelumnya, Korut memerintahkan seluruh warga Korsel untuk segera meninggalkan kompleks industri gabungan yang terletak di wilayah kekuasaan Pyongyang itu dan membekukan semua asetnya.
"[Korea Utara] akan benar-benar membekukan semua aset, termasuk peralatan, material, dan produk-produk [dari perusahaan Korsel tersebut]," demikian pernyataan resmi dari Komite Reunifikasi Damai Korea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perintah untuk segera hengkang dari Kompleks Industri Kaesong ini dilakukan sebagai respons terhadap keputusan Korsel dua hari sebelumnya.
Pada Rabu (10/2), Korsel memutuskan untuk menangguhkan aktivitas di kompleks industri tersebut sebagai bentuk protes terhadap uji coba nuklir dan peluncuran roket oleh Pyongyang belakangan ini.
Korut pun secara resmi mengumumkan bahwa mereka sudah menutup kompleks Kaesong dan menyatakan wilayah itu sebagai zona militer.
Kementerian Unifikasi Korsel pada Jumat (12/2) mengatakan pasokan listrik ke Kaesong telah diputuskan beberapa menit sebelum tengah malam. Belum diketahui kapan aliran air akan dimatikan, tapi langkah ini masuk dalam salah satu rencana Korsel.
Dengan keputusan ini, Korsel dianggap menjatuhkan hukuman non-militer terberat bagi Korut.
Kompleks Industri Kaesong ini terletak di kota perbatasan Korut, sekitar 50 kilometer dari Seoul. Kompleks ini dibangun pada 2004 sebagai buah dari pertemuan inter-Korea pertama tahun 2000.
Sejak saat itu, industri ini sudah menjadi sumber penghasilan bagi Pyongyang, sementara Korsel diuntungkan dengan tersedianya buruh terlatih berupah murah dari Korut.
Lebih dari 54 ribu buruh Korut dipekerjakan di Kompleks Industri Kaesong untuk memproduksi berbagai barang padat karya, seperti pakaian dan perabotan.
Ini bukan kali pertama Kompleks Industri Kaesong ditutup. Pada April 2013, Korut menutup kompleks tersebut selama sekitar empat bulan karena ketegangan hubungan akibat latihan militer Korsel dan Amerika Serikat.
Pada Februari di tahun yang sama, Korut melakukan uji coba nuklir ketiganya.
Kedua negara Korea ini kemudian sepakat untuk tidak menutup kompleks industri gabungan ini lagi dalam keadaan apapun.
(stu/stu)