Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan dan Amerika Serikat pada pekan depan akan memulai perbincangan untuk menempatkan sistem pertahanan rudal dari Washington di wilayah kekuasaan Seoul.
Rencana ini disampaikan oleh seorang pejabat Korsel pada Jumat (12/9), selang beberapa hari setelah Korea Utara berhasil menggunakan roket untuk meluncurkan satelit.
Seperti dilansir
Reuters, diskusi ini akan berfokus pada penempatan satu unit Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) dengan militer AS di Korsel.
Selama ini, pejabat AS memang sudah pernah mengatakan bahwa sistem THAAD dibutuhkan di Korsel. Namun, Korsel enggan mendiskusikan penggunaan sistem tersebut untuk mengimbangi persekutuan dengan AS dan China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seoul dan Washington mengatakan bahwa jika THAAD digunakan di Korsel, sistem ini hanya untuk pertahanan dari Korut.
China dan Rusia khawatir bahwa sistem tersebut dapat berfungsi sebagai radar yang bisa menembus hingga wilayah mereka.
THAAD yang dikembangkan oleh Lockheed Martin Corp didesain untuk mengintersepsi dan menghancurkan rudal balistik di dalam atau di luar atmosfer di tingkat akhir penerbangan.
Hubungan antara Korut dan Korsel memang kian panas setelah Pyongyang meluncurkan roket pada Minggu lalu.
Pada Rabu (10/2), Korsel memutuskan untuk menangguhkan aktivitas di kompleks industri tersebut sebagai bentuk protes terhadap uji coba nuklir dan peluncuran roket oleh Pyongyang belakangan ini.
Korut pun secara resmi mengumumkan bahwa mereka sudah menutup kompleks Kaesong dan menyatakan wilayah itu sebagai zona militer.
Kementerian Unifikasi Korsel pada Jumat (12/2) mengatakan pasokan listrik ke Kaesong telah diputuskan beberapa menit sebelum tengah malam. Belum diketahui kapan aliran air akan dimatikan, tapi langkah ini masuk dalam salah satu rencana Korsel.
(stu/stu)