Jakarta, CNN Indonesia -- ISIS diduga kuat telah memproduksi senjata kimia dan menggunakannya untuk menyerang militan Kurdi di Irak tahun lalu. Jika benar, maka ini adalah penggunaan pertama senjata kimia di Irak sejak jatuhnya Saddam Hussein.
Diberitakan Reuters, Senin (15/2), sumber di Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, OPCW, mengonfirmasi bahwa uji laboratorium positif menunjukkan adanya penggunaan senjata kimia jenis sulfur mustard terhadap 35 tentara Kurdi di medan perang Irak Agustus tahun lalu.
OPCW memang tidak mengidentifikasi siapa yang melancarkan serangan kimia tersebut, namun diplomat sumber Reuters mengatakan bahwa senjata itu digunakan oleh ISIS. Diplomat itu enggan disebut namanya karena laporan OPCW tersebut belum dirilis.
Sampel penggunaan senjata kimia diambil dari para tentara Kurdi yang jatuh sakit dalam pertempuran melawan ISIS di Erbil, ibukota wilayah otonomi Kurdi di Irak.
OPCW Oktober lalu memang telah menyimpulkan adanya penggunaan senjata kimia di negara tetangga Suriah. Para ahli meyakini sulfur mustard digunakan oleh salah satu pihak yang bertikai, entah dari pemerintah Suriah yang menyembunyikan senjata kimianya, atau militan yang sudah menguasai cara pembuatannya untuk digunakan pada roket atau mortir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanyakan gudang senjata kimia era Saddam telah dihancurkan, walau tentara AS masih menemukan amunisi kimia Irak dalam pendudukan militer tahun 2003-2011.
Rezim Bashar al-Assad di Suriah sendiri memusnahkan senjata kimia mereka secara sukarela setelah menuai ancaman internasional menyusul serangan gas sarin yang menewaskan ribuan orang di Ghouta, termasuk anak-anak, pada tahun 2013.
Sulfur mustard adalah bahan kimia kelas 1 yang penggunaannya sebagian besar adalah untuk senjata. Serangan dengan zat kimia ini digunakan dalam Perang Dunia I, menyebabkan efek terbakar pada mata, kulit dan sistem pernafasan.
(den)